Minggu, 28 Desember 2014

Cetia Pendek

Assalamua’laikum hari ku.
Kamis siang ini disaat semua orang sibuk dengan aktifitasnya seperti halnya diriku yang kini sedang sibuk membantu pengurus dharma wanita persatuan di kantorku untuk acara hari sabtu, badan sedang tak enak, bibir pun terasa kelu, perut pun terasa kosong. Karena aku sedang berpuasa hari ini.
Jujur beberapa hari lalu masih dengan hati yang sama dia vera wati sundari, gadis yang masih selalu mengganggu aktifitasku dengan asyiknya bermain dalam imajinasi yang bernama cinta, semenjak aku memutuskan tuk berhenti memikirkannya, sejak itu pula parasnya selalu mindar-mandir di pikiranku, bahkan dalam aktifitas ku yang ramai pun. Ada dirinya.

Ya rabb. Tak ingin hati ini semakin berharap, tapi kenapa dia.
Astagfirullahal adzim
Baru kemarin aku belajar tuk menyukai orang lain sebut saja dia Adila , gadis yang baru baru ini dekat dengan ku. Dengan usia terpaut jauh 5 tahun lebih muda dibanding diriku, dari cerita-ceritanya, sekalipun dia berusaha menarik perhatianku, aku hanya mampu menganggapnya hanya sebagai teman, dia baik tapi terkadang masih mengeluarkan sifat yang kekanakannya dan itu mesti buat aku harus lebih bersabar. Kurang lebihnya satu bulan lamanya aku jalan dengan dia, tak ada rasa nyaman, senyaman layaknya wanita terhadap pria yang dia sayangi. Ku lakukan hanya untuk menyenangkan dirinya saja, jahatkah aku jika itu alasanku, sementara ketika bersama nya aku masih memikirkan vera.
Yang aku mau dia, yang aku inginkan dia, yang selalu mampu buat ku bersemangat di hari-hari itu ya hanya dia. Kenapa?. Aku sendiri tidak tau, sementara aku tidak mungkin mengambilnya dari pacarnya. Astagfirullah al adzim. Ampuni aku ya rabb.
Tetapi tiba-tiba siang ini di hari kamis, jam 13:00 tiba-tiba temanku berceloteh tentangnya. Dia bilang “vera putus dengan pacarnya”. “alasannya aku tidak tahu”.
Bagai tersambar petir siang bolong, suasana tiba-tiba berubah menjadi terang, silau dan semangat dalam diri semakin menggebu-gebu. “benarkah?. Ini bukan cuma bualan belaka?.”
Jantung berdetak lebih kencang dibanding biasanya, nafas terasa lebih berat dan sesak dibanding biasanya. Mata kembali melebar seperti ingin teriak “yessssss!!” sorak-sorai bergembira di hati dan hanya aku yang bersendung riuh di dalamnya. Hanya aku. Tetapi tiba-tiba fikiranku berubah. Pertanyaan yang muncul di benakku, “bagaimana keadaannya, bagaimana dengan dia.Vera, sedih kah.Terluka kah. Aku tak ingin dia terpuruk dengan selesainya jalinan pertunangan. Karena bagi gadis jika sudah memutuskan tuk pacaran ia akan terlanjur sayang kepada lelakinya

Ya rabb.
Aku mesti bagaimana, apa rasa yang harus aku rasakan, jujur hati ini masi menginginkannya. Ampuni aku jika itu dosa ya rabb, hamba berusaha tuk mampu mengelola rasa itu. Benarkah berita ini, tapi aku pun tak sanggup jika harus bertanya.
Untuk mu vera. Andai saja kau tau tak ingin ku punya rasa ini terhadapmu. Berusaha sekuat apapun aku malah rasa ini semakin menjadi, tapi insyaallah aku mampu mengelolanya hingga kau tak merasa tak nyaman terhadapku. Hanya kamu, ingin kamu, dan insyaallah kamu.

To:Verawati Sundari, yang selalu aku sebut namamu dalam doaku, semoga bahagia mampu kau raih bersama seseorang yang tepat. Amieen.

Tidak ada komentar: