Assalamua’laikum hari ku.
Kamis siang ini disaat semua orang sibuk dengan aktifitasnya seperti
halnya diriku yang kini sedang sibuk membantu pengurus dharma wanita
persatuan di kantorku untuk acara hari sabtu, badan sedang tak enak,
bibir pun terasa kelu, perut pun terasa kosong. Karena aku sedang
berpuasa hari ini.
Jujur beberapa hari lalu masih dengan hati yang sama dia vera wati sundari, gadis yang masih selalu mengganggu aktifitasku dengan asyiknya
bermain dalam imajinasi yang bernama cinta, semenjak aku memutuskan tuk
berhenti memikirkannya, sejak itu pula parasnya selalu mindar-mandir di
pikiranku, bahkan dalam aktifitas ku yang ramai pun. Ada dirinya.
Ya rabb. Tak ingin hati ini semakin berharap, tapi kenapa dia.
Astagfirullahal adzim
Baru kemarin aku belajar tuk menyukai orang lain sebut saja dia Adila , gadis yang baru baru ini dekat dengan ku. Dengan usia
terpaut jauh 5 tahun lebih muda dibanding diriku, dari cerita-ceritanya,
sekalipun dia berusaha menarik perhatianku, aku hanya mampu
menganggapnya hanya sebagai teman, dia baik tapi terkadang masih
mengeluarkan sifat yang kekanakannya dan itu mesti buat aku harus lebih
bersabar. Kurang lebihnya satu bulan lamanya aku jalan dengan dia, tak
ada rasa nyaman, senyaman layaknya wanita terhadap pria yang dia
sayangi. Ku lakukan hanya untuk menyenangkan dirinya saja, jahatkah aku
jika itu alasanku, sementara ketika bersama nya aku masih memikirkan vera.
Yang aku mau dia, yang aku inginkan dia, yang selalu mampu buat ku
bersemangat di hari-hari itu ya hanya dia. Kenapa?. Aku sendiri tidak
tau, sementara aku tidak mungkin mengambilnya dari pacarnya. Astagfirullah al adzim. Ampuni aku ya rabb.
Tetapi tiba-tiba siang ini di hari kamis, jam 13:00 tiba-tiba temanku berceloteh tentangnya. Dia bilang “vera putus dengan pacarnya”. “alasannya aku tidak tahu”.
Bagai tersambar petir siang bolong, suasana tiba-tiba berubah menjadi
terang, silau dan semangat dalam diri semakin menggebu-gebu. “benarkah?.
Ini bukan cuma bualan belaka?.”
Jantung berdetak lebih kencang dibanding biasanya, nafas terasa lebih
berat dan sesak dibanding biasanya. Mata kembali melebar seperti ingin
teriak “yessssss!!” sorak-sorai bergembira di hati dan hanya aku yang
bersendung riuh di dalamnya. Hanya aku. Tetapi tiba-tiba fikiranku
berubah. Pertanyaan yang muncul di benakku, “bagaimana keadaannya,
bagaimana dengan dia.Vera, sedih kah.Terluka kah. Aku tak ingin
dia terpuruk dengan selesainya jalinan pertunangan. Karena bagi gadis
jika sudah memutuskan tuk pacaran ia akan terlanjur sayang kepada lelakinya
Ya rabb.
Aku mesti bagaimana, apa rasa yang harus aku rasakan, jujur hati ini
masi menginginkannya. Ampuni aku jika itu dosa ya rabb, hamba berusaha
tuk mampu mengelola rasa itu. Benarkah berita ini, tapi aku pun tak
sanggup jika harus bertanya.
Untuk mu vera. Andai saja kau tau tak ingin ku punya rasa ini
terhadapmu. Berusaha sekuat apapun aku malah rasa ini semakin menjadi,
tapi insyaallah aku mampu mengelolanya hingga kau tak merasa tak nyaman
terhadapku. Hanya kamu, ingin kamu, dan insyaallah kamu.
To:Verawati Sundari, yang selalu aku sebut namamu dalam doaku, semoga
bahagia mampu kau raih bersama seseorang yang tepat. Amieen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar