Minggu, 28 Desember 2014

CERPEN : Di Akhir Tahun

Sudah seminggu, ya sudah seminggu tak ada salam, sapaan, atau apalah dari kamu aku ingat benar itu. Bahkan kabarmu saja aku tak tahu, aku hanya bisa menatapmu tanpa bicara sepatah katapun kepadamu. Kenapa kau diam, di saat aku seperti ini. Byaarrr.. Angan-anganku buyar.

Namaku Nayla Fitri. Umurku baru menginjak 13 tahun. Sekian perkenalan singkat tentangku, ayo kembali ke cerita.

Bahkan apapun tentang kamu, terasa lenyap dariku. Kenapa ? Yang tersisa hanya tinggal perasaanku, entahlah denganmu, masih adakah perasaan di hatimu yang sejak lama ku tahu ? Lupakan. Mungkin itu tinggal puing-puing perasaan yang berserakan. Atau masih tetap berdiri kokoh ? Jikalau tau seperti ini, aku rasa hanya sia-sia untukku. Lelah sudah hati mengejarmu, buat apa dikejar ? Jikalau terus berlari jauh.

Aku menyesal, jika aku tahu. Sudah ku buang jauh-jauh perasaanku. Aku relakan kepada orang lain saja perasaan ini, tapi siapa ? Namamu tertanam jauh di lubuk hati. Tapi kau tak peduli, atau bahkan tak tahu sama sekali.


"Fairy.. kamu kenapa ?" tanya Franda sahabatku, yang baru saja masuk ke kamarku sambil berjingkrak-jingkrak, ia biasa memanggilku Fairy

Aku duduk di meja belajar sambil menatap ke luar jendela

"Tidak apa.. Da. Kenapa kamu jalannya jingkrak-jingkrak begitu ?" tanyaku heran

"Kamu habis nonton konser Steve ?" sambungku

"Bukan, sebentar lagi tahun baru. Kita ngapain ya, Fairy ?" tanya Franda

"Hmmm, diam di kamar sambil mendengar deru kembang api dan sorak sorai di luar ? Sambil nonton film atau main game twister ? Makan pop corn dan begadang sampai pagi ?" tanyaku

"Yah, Nay. Itu kan kegiatan kita di tahun kemarin, karena teman-teman pada liburan ke luar kota semua. Sekarang kan, teman-teman lagi pada di sini. Ayolah, kita kumpul sama yang lain" bujuk Franda

"Tapi di mana ?" tanyaku sambil memainkan pulpen dengan hiasan bulu unggas berwarna ungu di tanganku

"Sivia. Sivia ngundang kita lho !" ujar Franda semangat sambil duduk di sofa di kamarku

"Really ?" tanyaku

"Ya..ya..ya" angguk Franda cepat

"Lagi pula di sana, ada anak-anak dari kelas lain. Ada Yuri, Dania, Amira, Didi, Dikka, Aryo, Ozy, Faiz dan banyak lagi" ujar Franda panjang lebar

"Faiz ?" tanyaku

"Yups, Faiz. Kenapa ?" tanya Franda

"Oh, gak apa-apa kok, Da" ujarku sambil mencoret-coret bukuku

"Tell me !" ujar Franda

"Bukannya kamu tahu ?" tanyaku

"Oh, iya. Gak ada salahnya kan ? Faiz cuek sama kamu ? Toh, kamu juga nganggap dia kayak teman biasa. Aku juga tahu kamu punya perasaan sama dia" ujar Franda

"Cukup ! Bantu aku melupakannya !" pintaku sambil meletakkan pulpen di atas mejaku kasar

"Oh, oke. Fairy. Maaf" ujar Franda

"Iiya.." aku diam sesaat

"Aku cuma pengen kita berteman kayak dulu, sapa menyapa. Berbagi tawa, aku rindu dia" ujarku sambil tersedu

"Biarkan saja, kekasihmu pergi. Teruskan saja. Mimpi yang tertunda. Kita temukan tempat  yang layak sahabatku.." senandung Franda merdu

"Stop ! Dia bukan siapa-siapa" ujarku

"Oke, Fairy. Ayo kita jalan-jalan ? Aku traktir makan burger di mall gi mana ?" usul Franda

"Hmm, oke. Penghilang gundah dan.." ucapanku terpotong

"GALAU.." tebak Franda

"Hahaa" aku dan Franda tertawa bersamaan sambil bergandeng tangan menuju mall


     Malam tahun baru, gegap gempita di luar tak sedikitpun membuat hilang segala kegalauan dan gundahku. Aku mengambil swater dan handphoneku lalu menemui Franda yang menunggu di luar. Kami berangkat menuju rumah Sivia yang jaraknya hanya 100 meter dari rumahku dan Franda yang bersebelahan.

"Hai, Nay..." ujar Sivia sambil melambai dari arah halaman rumahnya, ia sedang membakar jagung

Aku hanya tersenyum tipis

Aku duduk di sampig Franda yang sudah asyik berbaur dengan yang lainya sambil berhaha-hihi ria. Aku diam, sambil membuka handphoneku, ada 3 pesan di sana. Dari, Tera, Sandra dan Kakakku.

Tettt.. Tooeettt.. Itu bunyi terompett.. dan warna warni kembang api di akhir tahun. Welcome 2012. Sambutku sambil tersenyum. Segala cita, cerita, harapan dan cinta di tahun lalu biar ku simpan dalam mimpi. Akhir tahun ini di tutup oleh sebuah pelajaran, yaitu aku jangan hanya ingin dimengerti, tapi juga mengerti orang lain. Jangan terlalu mengalah untuk bahagianya orang lain, sedangkan aku belum tentu bahagia seperti ini. Semoga tahu depan menjadi indah. Nayla sayang semuanya.

Cappucino De Lovato

Hujan. Hari ini hujan,entah kenapa menurutku hujan ini mewakili perasaan hatiku. Namaku Manda sekarang aku berada di kota big ben yah benar London ,sebenarnya aku enggan menapaki kota metropolitan itu,banyak sekali kenangan pahit ku di sana .
“Maaf Nona, anda ingin memesan apa ?”Tanya salah satu pelayan di Café Cappucino De’Lovato
“hmm.. secangkir Cappucino hangat dengan sepiring wafer cokelat”jawabku Cappucino De Lovato adalah sebuah café ternama di London, café ini sudah ada diberbagai belahan dunia, bahkan para artis-artis papan atas sering terlihat menghabiskan waktu tea time mereka di sini .

*

“LOOKS ! THAT’S NIALL HORAN !” kata salah satu pengunjung di Café itu
whats?Niall Horan ?”seru hatiku,. Ya aku tahu siapa dia, dia adalah temen samping  rumah alias tetangga ku,setahuku dia sudah menjadi artis besar dibawah naungan boyband bernama “ One Direction”. Aku melihat banyak sekali cewek-cewek yang berebut ingin berfoto bersamanya, aku hanya terpaku dan tidak membalas ucapan pelayan yang sudah menyediakan apa yang kupesan tadi . Tiba-tiba kejadian bertahun-tahun silam terputar di kepala ku.

*FLASHBACK*

Fressie Lake

“Manda” sapa suara di belakang punggungku
“Niall..?kamu lagi ngapain disini ?” tanyaku sambil menyeka air mataku
“hey.. don’t cry , ada apa Manda… tumben kamu nangis”Tanya nya sambil memang tangan ku
“aku..aku harus kembali ke Indonesia Niall”jawabku
“apa ? terus bagaimana dengan janji kita dulu..saat aku sukses nanti kita akan membuat rumah pohon di pohon itu”seru Niall terhenyak kaget.
“papahku, dia dipindahkan ke Indonesia” jawabku
“ugh.. setelah sekian dekat kita,engkau akan pergi melalui benua yang membatasi”kata Niall sambil tertunduk. “sudahlah Niall.. jangan membuatku semakin tertekan”jawabku sambil menangis
“pergilah.suatu hari nanti kuyakin kita akan bertemu lagi Manda, a aku menyayangimu “jawab Niall sambil berlalu.
Aku terpaku diam di tepi Danau Fressie,danau penuh kenangan bersama Niall Horan, seorang Irish Boy yang gemar makan dan pandai bermain gitar.

*

“Manda..Amanda Veronica ?”seru sebuah suara yang membuyarkan pikiranku
“Ni.. Niall ? “
“ternyata kamu memang Manda ! “ kata Niall sambil memelukku erat, dia tampak tak peduli dengan kekagetan para cewek-cewek directioners.
“Niall…please”
“uups.. sorry aku lupa !, lama sekali kita tidak berjumpa dan sekarang akhirnya kita berjumpa di café ini , Cappucino De Lovato”
“iya Niall, bagaimana kabarmu ?”tanyaku sambil tersenyum,ada perasaan bahagia menyusup dihatiku ketika Niall masih mengenali wajahku.
“Aku baik-baik saja dan semakin baik ketika bertemu denganmu Manda”kata Niall tersenyum sumringah
“kamu tetap tidak berubah Niall,selalu bisa membuatku tersenyum”jawabku tertawa
Niall menatap wajahku,wajahku selalu memerah ketika mataku menatap mata birunya yang sebiru air samudra. “kamu mau ikut ke studio aku ?”Tanya Niall
“hmm bolehlah tapi apa gak apa-apa nih Niall ? takutnya kamu digosipin macam-macam sama paparazzi” kataku mengingatkan
“hah .. paparazzi itu , sudahlah biarkan dia berkata apa sepuas-puas mereka toh akan bosan juga mereka “ kata Niall katanya dengan nada tak suka
“hmm baiklah aku ikut !”jawabku sambil tersenyum
“ASYIK… AH… MISS U SO MUCH MANDA !”seru Niall di dalam café ,tanpa memperdulikan mata-mata iri yang ditujukan padaku.

*

*Studio

Niall menggandeng tanganku memasuki pintu studionya, ternyata disana sudah ada Harry , Liam , Zayn dan Louis. Ketika kami masuk, mereka semua melongo kaget,dan setelah sadar, Liam bertanya kepada Niall

"Niall ? dia siapa ? "tanya Liam sambil tersenyum padaku
"Amanda Veronica atau Manda, dia sahabatku ketika masih SD dulu,dulu waktu SD dia sangat cerewet entah mengapa sekarang dia rada pendiam gitu"kata Niall sambil terkekeh
"Niall.."bisikku
"Hi Manda.. senang bisa mengenalmu !"kata Louis melambaikan tangan, begitu pula dengan Zayn, Liam , dan Harry, namun ada sedikit getaran hatiku ketika ditatap serius oleh Harry.
"Umm.. Niall kamu mau latihan ya ? aku pulang aja ya ?"kataku tak enak
"ngga kok, tunggu disini saja sebentar lagi kami juga selesai kok latihannya"kata Niall

tiba-tiba ada nada lagu "Summer Love" terputar , lalu ke lima cowok cool dan handsome itu mulai menyanyi dengan menghayati lagu.
ada beberapa lagu yang mereka nyanyikan selain Summer Love, ada lagu Heart Attack dan Last First Kiss juga, saat bagian lirik : " wanna know that when you smile is it me yeah ? are you thinking of me yeah ?" Harry menatapku dengan tatapan yang aku kurang mengerti juga apa partinya, sedangkan Niall mengarahkan tangannya padaku saat bagian lirik : " girl... what would you do , would you wanna stay if i were to say.. i wanna be last yeah baby let me be your let me be your last first kiss, i wanna be first yeah , wanna be first to take it all the way like this.. and if you... only knew.. i wanna be last yeah.. baby let me be your last... your last first kiss" agak salting sih di nyanyiin lagu itu sama mereka,terlebih Niall yang tak lepas-lepasnya memandangiku
setelah mereka selesai latihan, Harry mengambil tempat duduk disampingku,terdengar nafas lelah nya yang memburu,
"Manda.."sapanya sambil tersenyum
"Iya"jawabku
"bagus tidak latihan kami tadi ?" tanya nya
"iya bagus kok ! "jawabku sambil tersenyum
"terimakasih"
"Manda.. ayo aku antar ke rumahmu ! "kata Niall setelah menegak habis minumannya
"hmm iya Niall, nah Harry,Zayn,Liam,Louis aku pulang dulu ya, See Yo !?"kataku berpamitan pada mereka ,
"dah... See you !"jawab mereka ber 4

*Di Jalan

"Manda..."kata Niall
"Iya kenapa ?"tanyaku
"kamu cantik deh"kata Niall
"whahaha... kamu nih bisa ja deh Nial" kataku tersipu
"eh iya -,-" beneran loh ! " kata Niall pasang muka cute
"ada-ada aja.. nah Niall rumahku disini, makasih ya udah ngantarin ! "kataku kepada Niall
"see you baby ! "katanya sambil mendadahkan tangan padaku
"see you Niall " kataku tersipu

aku pun memasuki pagar rumah ku dan Niall melaju pegi dengan range rover-nya :)
“Halo Manda !”sapa suara dibalik telepon ku
“Hi Nialll , ada apa ya ? tumben nelfon aku ?”kataku
“Iya nih Manda,hm hari ini kamu bisa ngga menghabiskan tea time mu di studi bareng Harry,Zayn,Liam dan Louis ?” Tanya Nialll
“hmm ya bisa-bisa kok  “jawabku
“oke jam setengah 5 aku jemput ya Nda !”kata Niall
“oke sip” jawabku mengakhiri percakapan itu.

Whuaah… hari ini aku diajak lagi ke studio,diajak tea time bareng One Direction, sebenarnya aku senang tapi bagaimana dengan directioners yang lain ? mereka bisa menerorku dimana-mana !

*

Sore,jam 04.30 di rumah Manda.

“Niall mana ya ? “gumamku
Tak lama datang sebuah mobil range rover hitam lengkap dengan Niall yang tersenyum jenaka padaku
“masuk !”kata Niall membukakan pintu
“terimakasih Niall”katakub tersenyum
Selama di perjalanan kami lebih sering membicarakan tentang masa lalu, aku ingat dulu Niall pernah hamper terjatuh ke danau gara-gara ingin menangkap seekor kupu-kupu untukku ,
“haha.. iya Manda, aku masih ingat hal itu” kata Niall tertawa. “aku melakukan semua itu hanya untuk mu” kata Niall memalingkan wajahnya kepadaku.
Aku tersenyum berusaha menghilangkan rona merah di wajahku  menenangkan hatiku yang berdegup kencang melihat sorotan mata birunya itu .

*

Di Studio

“Hi Guys… happy tea time  “kata Niall
Aku hanya tersenyum,ku lihat Harry sedang minum teh dan biscuit choco almond ,mungkin karena aku melamun atau apa, Harry menegurku “ Haloo Manda ? kamu kenapa ? kok ngeliatin aku ?” kata Harry
“eh  ha ? oh engga aku cuman ngiler ngeliat kamu makan biscuit choco almond itu”kataku gelagapan
“hahaha,.. kamu mau ? ini masih ada 1 piring lagi,cepet deh dicomot ntar malah dihabisin Niall”kata Harry tergelak.
Tak urung akupun juga tertawa,terlihat  wajah kepuasaan dari rona wajah dan sorot mata Harry J
“ah elu Har.. gitu amat sih am ague”kata Niall masang muka bête
“hhah.. udah-udah jangan ngambekan gitu… kalau ngambek terus kuenya habis dimakan Louis !”seru Liam tertawa , ternyata Louis diam-diam mencomot kue-kue itu hihihi.. kocak banget deh 1D ini
Pada saat itu, Niall membawa 2 gelas the hangat , 1 untuknya dan 1 untukku , kami minum bersama ,disana juga ada Oom Paul dan Oom Simon .

*HARRY V.O.P*

“it’s just don’t feel right, cause I can love you more than him.. love you more than this”  lagu ini cocok sekali untuk perasaanku, kenapa harus Niall ? aku bahkan bisa lebih romantic dari dia.Apakah karna Niall itu cute dan berwajah kekanak-kanakan membuat Manda merasa nyaman dengan Niall ?” bisik hatiku
“tapi Harry… biar gimanapun juga, dia itu gebetannya Niall,temen lu sendiri, kenapa lo mau nyabet gebetan orang?”bisik hati ku
“aku mungkin terlalu mencintainya,tapi entahlah,perasaan ini bercampur aduk”jawab ku

Back~

“Harry kamu kenapa ? “tanyaku pada Harry yang sedang melamun
“oh engga ngga papa, aku hanya memikirkan bagaimana show kami malam ini “ jawab Harry
“oh begitu.. yakinlah pasti sukses Har ! “kataku menyemangati
“Thanks Manda, it’s make me feel better “balas Harry melempar senyum padaku
“ya sama-sama”
“oh ya ini ada ticket V.I.P khusus buat penonton pilihan yang kami pilih , dan orang pertama yang mendapatkan tiket ini kamu,jadi aku harap kamu datang ya !”kata Harry menyerahkan selembar tiket
“astaga.. ini terlalu berlebihan Harry “kataku
“udah gapapa ambil aja,kamu ngga mau nonton show kami ?”kata Niall ikut-ikutan
“hmm ya udah deh.. tapi makasih banyak ya !” ucapku

*

*Di rumah Manda

“nah selesai… oke langsung cusss ke O2 arena “ kataku pada diri sendiri
Selama perjalanan aku terus menyanyikan lagi Heart Attack dari Demi Lovato, entah kepada siapa lagu ini kutujukan, tapi yang jelas aku merasa ada kecocokan lirik lagu dengan perasaanku saat ini

*O2 Arena*

“GOOD EVENING DIRECTIONERS !”seru Louis membuka acara
“EVENINGG TOOOO LOU…!”seru semua directioners
“HOW ARE YOU TODAY…?”Tanya Niall
“VERY FINE…. THANKSS…. HOW ARE YOU TOOO NIALLL “ seru directioners lagi
“Fine thanks !” jawab Niall
“okay,.. hari ini kami akan membawakan lagu berjudul More Than This sebagai pembukaan dari acara tour kami pada hari ini” kata Liam menerangkan
Tak ulung..seluruh directioners berteriak-teriak bahkan ada yang mengeluarkan airmatanya

I am broken.. do you hear me ?
I am blinded.. cause you are eeverything I see
I am dancing.. alone…
I am praying that your heart been just turn around

Nada lagu itu membuatku merinding.. ada pengahayatan yang mendalam dari lirik lagu itu ketika dinyanyikan oleh Harry. Dan ketika tiba pada bagian Reef
“ Its just don’t feel right… cause I can love you more than this.. love you more than this..”
Tiba-tiba Directioners dihebohkan dengan adegan yang ternyata Harry MENANGIS ! ya dia menangis
“OMG… LOOKS ! Harry is crying.. what happened to him?”kata salah satu directioner
“yes.. oh my god.. “
Konser terus berlanjut hingga habis lagu dan The Boys, mengganti pakaian, lalu menyanyikan lagu selanjutnya yaitu Little Things .

*Di rumah

Kenapa dengan Harry ya ? tumben dia nangis, biasanya dia ngga pernah nangis kek gini”bisik hati ku

The Snowflake's Boy

“Tapi Bu, kenapa harus jauh-jauh sekolah di London ?”tanyaku pada Ibu

“hei.. kau kan tahu Andini , di London kualitas SMA-nya bagus daripada di Indonesia , kalau kau mau , kau bisa juga kuliah di Oxford jika kau lulusan Torrent High School itu tanpa di tes lagi”sahut Ibu sambil meletakkan baju-baju yang akan di bawa ke London

“Tapi bu.. aku mau di Indonesia bersama Mayang dan Sari, di SMA Pelita”bantahku . Aku tidak mau berpisah dengan si kembar itu , Mayang dan Sari mereka berdua adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki.
“sudah sudah , ini sudah jam berapa ? besok jam 7 kita harus stand by di airport sayang ,” jawab ibu mengelus rambutku , kemudian dia keluar dari kamarku.
“HUAAAAH….!!!”seruku sambil menghempaskan diri ke tempat tidur . Aku cukup kesal dengan ibu karena tidak bilang kepadaku bahwa dia sudah mendaftarkanku ke THS itu , setidaknya aku bisa berpamitan dulu dengan Mayang dan Sari kan ? huh.. Ibu memang selalu begitu .
*
“Apaaaa ? kamu SMA-nya di London ? di Torrent High School ?”seru Mayang dari seberang sana
“Iya May, ibu baru bilang kemarin malam , dan aku tahu jam 10 kalian pasti sudah tidur , jadi kuputuskan menelpon kalian subuh ini”jelasku
“Yahh…kita ngga bisa hang out bareng lagi deh Din …”sahut Sari , rupanya hp Mayang di loudspeaker..
“ho’oh….. tapi kita tetap bisa skype-an kan Andini ? jangan lupa sama kami ya , terus jangan lupa juga sama si Rio hihihihihi”sahut Mayang
“jiahh kenapa kamu bahas tentang Rio sih ? ga usah di bahas kenapa tuh cowok nyakitin aja bisanya udah udah !”seruku . Rio adalah orang yang ku sukai , menurut Mayang dan Sari , sepertinya Rio juga suka tapi dia ternyata PHP .
“hahahaha… peace ! , em..jangan lupain kita ya Andini…aku dan Sari pasti akan kangen berat sama kamu, kalo balik ke Indonesia jangan lupa kabarin aku dan Sari ya ?”
“so pasti Mayang , Sari . Udah dulu ya ? Ibu menyuruhku sarapan nih … see you girls , I will miss you “kataku
“miss you too !”
KLIK !
Telepon pun mati . Rasanya berpisah dengan Mayang dan Sari itu… menyedihkan , yah kau tahu kan bagaimana rasanya meninggalkan sahabat yang paling dekat denganmu ?
Aku sudah selesai bersiap-siap dan waktu menunjukkan pukul 6 . Aku dan ibu pun segera menuju airport dengan diantar Pa Supir .
“cepetan ya Pak ?”kata Ibu
“Iya bu…”
Aku hanya diam. Aku masih berpikir sebagus apakah Torrent High School itu sampai ibu ingin sekali aku SMA di sana ,ada apa sebenarnya . karena jenuh memikirkan hal tersebut , akupun mengambil headset dan mulai mendengarkan lagu hingga tertidur.
*
“Andini , bangun sayang .. kita sudah sampai di airport”kata Ibu
“huaahh….hoaam , sudah sampai ya Bu ? sekarang jam berapa ?”tanyaku
“iya. Sekarang jam 7 kurang 20 menit , ayo ambil kopermu kasian tuh Pa Sopir “jawab ibu
“baik bu”
Aku pun mengambil alih koper, kami segera check in dan menuju ruang tunggu penumpang
“Ibu”
“Iya ?”
“Kenapa Dini harus sekolah jauh-jauh di London ?”tanyaku
“itu atas saran ayahmu Dini”
Aku terdiam.Ayah ? Ayahku berada di London ? kenapa selama ini dia tidak pernah sekalipun menjenguk aku dan ibu di Indonesia ?
“Ayah di London Bu ? Kenapa Ayah ga pernah ke Indonesia ?”
“Ayahmu … sudah meninggal Andini, sehari sebelum kejadian na’as itu , Ayah meminta Ibu agar engkau kuliah di London , biar rumah Ayah di London kamu yang menempati jadi tidak perlu di jual lagi , karena rumah itu Ayah dapatkan dengan jerih payah Ayah bekerja di London selama belasan tahun sayang..”jawab Ibu, sepertinya Ibu ingin menangis.
“Ta…ta tapi… kenapa selama ini Ayah tidak pernah menjenguk aku ibu ? dan kenapa ibu baru bilang kalo Ayah sudah meninggal !”ucapku , kerongkonganku tersekat ,air mataku mengalir , Ibu mendekapku dan berucap :
“Karena itu semua permintaan Ayahmu, Ayah ingin kau terkejut begitu melihat rumah kita di London , padahal Ayah sudah ada rencana mengajak kita ke London , tapi Tuhan berkehendak lain”
“Kalau memang begitu , aku akan sekolah di sana , demi Ayah” kataku pada akhirnya
Ibu hanya memelukku dan tak lama kemudian Pesawat kami datang dan kami diminta untuk segera menuju pesawat .
*
Perjalanan 12 jam ini sungguh melelahkan , namun pada akhirnya kami sampai di London , saat itu di London masih jam 1 siang.
“Welcome to London !” ucap Ibuku
Aku hanya tersenyum dan segera membantu ibu dalam mengambil bagasi kami , kemudian kami naik taksi menuju rumah Ayah di Mangroove Street no 22 .
*
“Ini rumah Ayah bu ?”tanyaku tak percaya
“Iya sayang , ini rumah Ayah .. besar kan ?”kata Ibu
“Ini bukan rumah bu.. ini Istana ! Ayah sungguh bekerja keras rupanya…”ucapku dengan mata berbinar
Setelah ibu memencet bel rumah , tak lama keluar seorang wanita yang rupanya adalah pembantu didalam rumah ayah
“Welcom madam …Kami sudah menunggu Anda “kata wanita yang ternyata bernama Mrs.Rucchel itu
“Terimakasih Mrs.Rucchel , kau menjaga rumah ini dengan baik , kerjamu bagus sekali”kata Ibu memuji Mrs.Rucchel
“Terimakasih Madam , silakan masuk “katanya
Kamipun masuk ke dalam rumah dan Mrs. Rucchel mengantarkan ku ke kamar dan wah kamarnya sungguh luas , dengan cat berwarna hijau zamrud , dilengkapi degan televisi , tempat tidur ukuran queen , lemari es , lemari baju yang besar dengan 4 pintu , kamar mandi , meja komputer , ac , dvd player , rak buku yang besar , meja rias , sofa malas dan ada balkon diluar dengan meja dan kursi bersantai .
Aku terhenyak melihat kamarku yang begitu indah ini , rasa haru menusuk kedalam hatiku , betapa ayah telah memikirkan aku dan membelikan aku semua barang-barang mewah ini , aku tahu ayah sangat menyayangiku .
“Nona Andini , silakan anda bersih-bersih badan dan istirahatlah , nanti akan saya antarkan segelas coklat panas dan spaghetti bourjouis , anda tentunya telah lapar setelah 12 jam perjalanan dari Indonesia menuju London”ucap Mrs.Rucchel sambil tersenyum
“Terimakasih Mrs.Rucchel , anda baik sekali”ucapku
Mrs.Rucchel pun keluar dari kamarku dan aku langsung merebahkan diri di kasurku yang empuk itu , aku pun “berpetualang” dan mengamati seluruh kamarku , ini adalah kamar para putri bagiku , aku membuka laci meja komputer dan ternyata disana terdapat kotak Iphone 5 yang selama ini telah kudamba-dambakan , ku lihat ternyata masih baru dan aku pun membuka kotaknya , jelas terpampang sebuah iphone 5 berwarna hitam elegan , selain itu di dalam laci terdapat headphone warna hijau kesukaanku . Ayah sangat memanjakanku rupanya .
Setelah mengamati segala hal di kamarku , akupun menuju kamar mandi pribadi dan mandi. Setelah mandi aku menyisir rambutku yang panjang kemudian berganti pakaian .dan tak lama kemudian Mrs.Rucchel datang membawa makanan
“Nona Andini , ini silakan makan dulu . Oh ya kata Madam , besok Nona akan mulai bersekolah di Torrent High School , nanti nona akan diantar oleh Mr.Hans , supir keluarga “jelas Mrs.Rucchel
“Besok ? hmm baiklah kalau begitu , tapi aku tidak menemukan seragam ku di lemari yang besar ini “kataku
“Seragam nona ada di lemari kayu , namun di tempat rahasianya”ucap Mrs.Rucchel sambil berkerling
Aku bingung dan ternyata Mrs.Rucchel menunjukkan bahwa ada lemari persembunyian dibalik lemari besar berpintu 4 ini , ternyata dinding belakang lemari kayu itu bisa digeser dan disana ada 5 seragam yang berbeda.
“Wah…Ayah sangat memanjakanku dengan semua ini Mrs.Rucchel”kataku tertawa
“Ayah anda seorang pekerja keras,Nona. Tak pernah saya melihat seorang Ayah yang begitu menyayangi putrinya seperti ayah anda menyayangi anda”ucap Mrs.Rucchel
Aku hanya tersenyum kemudian Mrs.Rucchel keluar kamar dan aku menikmati spaghetti burjouis yang lezat itu .
*
Hari ini aku sekolah di Torrent High School sebagai murid pindahan , karena ternyata di sekolahku yang baru ini kegiatan belajar mangajar telah dimulai 2 minggu yang lalu
“Selamat pagi anak-anak , perkenalkan , ini adalah Miss Andini asal Indonesia , dia mulai belajar disini hari ini . Silakan duduk”kata Mrs.Corner
“Thank you mrs.Corner”ucapku . kemudian aku menuju sebuah bangku kosong disamping seorang lelaki bule yang tampan .
Aku hanya duduk dan si cowok bule itu diem aja. “Dingin” itu satu kata yang cocok untuknya
*
Tak terasa saatnya istirahat , seluruh siswa menuju kantin untuk membeli makanan , ketika aku hendak keluar si cowok yang kuanggap dingin itu menanyaiku
“Kau dari Indonesia ?”tanyanya
“eh , eng..iya , emang kenapa ?”tanyaku balik
“gak kok . Oh ya lo ga ke kantin ?”tanyanya lagi
“Aku mau ke kantin tapi bingung kemana arahnya”jawabku
“Oh , ikut gue aja “ucapnya yang tau-tau sudah menarik lenganku menuju kantin
Sepanjang jalan , orang-orang khususnya para cewek ngeliatin aku dan si cowok dingin itu
“Eh bentar , gue belum tau nama lo siapa”kataku
“oh nama gue Jack , Jack Frost”jawabnya
“Hahahaaa”kataku tergelak
“Apa ? apa yang lucu ?”tanyanya
“Jack Frost itu nama karakter di Rise Of Guardians, kenapa namanya jadi sama kaya lo”jawabku
Jack hanya diam , tapi matanya bersinar-sinar dan seutas senyum terlihat diwajahnya
Sesudah makan , kami lenjut jalan-jalan keliling sekolah , ternyata sekolah ini luas sekali , ada banyak arena olahraga disini , seperti rugby , baseball , badminton , juga arena ski yang ga ada salju-nya.
“Wah sekolah ini luar biasa , ada arena ski nya !”ucapku
“Kenapa ? kau suka berski ?”tanya Jack
“Engga sih , tapi aku suka ngeliat orang main di arena ski , keren , terlebih kalo ditengah salju yang turun , pasti keren deh !”ucapku smabil tersenyum
Jack hanya tersenyum simpul . Dia berjalan kea rah arena ski itu dan mulai
MAIN SKI !
Aku tergagap , diam tak bisa bergerak . Jack Frost yang sekarang ada di hadapanku ? main ski di tengah musim panas ini ? how can !
“Hahaha… ini emngasyikkan !”ucap Jack, sekitar tubuhnya terlihat percikan-percikan salju dan keeping salju meluncur dari arah kepalanya ketika dia mengibaskan rambutnya
“Ja..Ja..Jack….ka..ka..kau ?”kataku sambil tergagap.
Jack menghentikan permainan ski di musim panasnya , kemudian menatapku dengan senyum jahil
“Kenapa ?”
“Kau .. kau ..kau benar-benar Jack Frost dari Rise Of The Guardians ?”kataku tak percaya
“hmm….yah bisa jadi”katanya
“Ayo main ski , waktu istirahat masih lama , sekitar 15 menit lagi”katanya menarik tanganku dan tau-tau aku sudah meluncur di atas serbuk-serbuk salju yang banyak ! Seru sekali , aku bermain bersama Jack Frost dan kemudian kami berhenti , karena saljunya mulai mencair
“Sial , saljunya mencair , benar-benar musim panas ini musim mengerikan !”seru Jack
“hahaha…ayo kembali ke kelas Jack !”ucapku
Aku dan Jack berjalan menuju kelas dan yah lagi-lagi semua mata cewek tertuju padaku dan Jack Frost , dan yang bikin gak enak tatapan mereka itu loh … sinis banget
*
“Dimana rumahmu Andini ?” tanya Jack sambil membereskan buku-bukunya di atas meja
“Mangroove Street no.22”kataku
“berbeda 5 blok dari rumahku”kata Jack sembari mengerlingkan matanya yang sebiru samudra
“lah , emangnya kamu di blok apa tinggalnya ?”tanyaku
“Snowflakes no.17”jawabnya tersenyum , kemudian dia langsung berdiri keluar kelas.
“Jack… tungguin gue dong !”aku segera memasukkan kotak pensilku dan menristleting tasku dan segera berlalu menuju Jack yang sudah jalan duluan.
Kami berjalan bersama-sama , Jack banyak bercerita tentang betapa indahnya musim salju dan kepingan-kepingan salju yang turun dari langit
“Wah pantesan rumahmu disana” kataku sambil tertawa
“maksudmu apa ?”
“Iyaaa, kau kan suka dengan kepingan salju , nah kepingan salju itu kan sama dengan snowflakes,Jack tidak salah jika kau tinggal di blok itu”jelasku
Jack tertawa , kemudian dia berhenti di jalan Mangroove , “Dah Andini , besok kita liburkan ? bagaimana kalo kita ke danau yang ada di blok ku ?”tawar Jack
“Danau ? aku baru tau kalo disini ada Danau , Mrs.Rucchel tidak berkata apa-apa tentang danau”kataku bingung.
“Jadi gimana ? mau engga ? “tanya Jack
“Oke deh , dimana janjiannya?”tanyaku
“di belokan jangan Mangroove ini saja, besok ya jam 7 .. jangan lupaaa… dahh Andinii….!!!”kata Jack sambil berlari .
Aku hanya geleng-geleng kepala.
*
“Mrs.Rucchel , kata Jack temanku di THS , di sekitar sini ada danau , apakah itu benar ?”tanyaku pada Mrs.Rucchel
“Danau ? aku sudah bekerja di perumahan ini selama 25 tahun , tapi aku belum pernah mendengar ada danau di sini , memangnya dia tinggal dimana ?”tanya Mrs.Rucchel
“di Snowflakes.no 17”jawabku
“memangnya komplek itu ada ya ? perasaan gak ada deh An , mungkin temanmu itu mengkhayal . Sudah mandi sana , saya sudah menyiapkan air panas jika anda ingin mandi air panas”jelas Mrs.Rucchel

Aku pun segera mandi dan berganti baju. Ketika aku menyisir rambutku aku kembali memikirkan alamat Jack , apakah benar Jack tinggal di komplek Snowflakes ? kalo benar kenapa kata Mrs.Rucchel tadi komplek Snowflakes itu tidak ada ?
“ANDINI…..!”Seru suara yang kukenal , Suara Jack Frost
Aku bergegas menuju balkon dan melambaikan tanganku sambil menyahut “HELLO JACK…!!! MASUK SAJA , TUNGGU DI BAWAH YA !”kataku sambil tersenyum
Jack hanya mengangguk. Kulihat jaket yang dia kenakan persis sekali seperti jaket yang dikenakan Jack Frost dari Rise of Guardians, aku jadi bingung sebenarnya , Jack ini Jack Frost dari Rise of Guardians bukan sih ?
*
“Lama ya ?”tanyaku sambil mengenakan sandal berwarna biru
“tidak juga , ayo kita ke danau sekarang , pemandangannya bagus loh !”
“baiklah “
Aku dan Jack berjalan beriringan, sepanjang jalan kami hanya diam sampai kami mentok di sebuah pohon yang besar sekali
“Jack , dimana komplekmu ?”tanyaku bingung
Jack mengerling jahil dan berkata “ disinilah komplekku !”serunya sambil membentangkan tangan menunjuk pohon besar itu
“apa ? oh ayolah Jack , jangan bercanda !”ucapku sebal
“Tidak tidak ! … aku tidak bercanda kok !”jawab Jack meringis
“Bagaimana bisa tidak ! Inikah pohon Jack , bagaimana bisa ada komplek disana dan ada danau yang seperti kau katakan itu ? Kau ini cuman membohongiku saja kan ? Aku pulang saja kalau gitu !”omelku
Bukannya menyesal , Jack Frost ini malah tertawa terbahak-bahak , aku sebal sekali melihat mimiknya , kalian juga akan sebal jika menjadi aku kann…!!!!
“JACCCKKK…!!!!”Seruku sebal
“hahaha..hahaha.. maaf maaf Din , sini ikuti aku tapi kau harus pejamkan matamu dulu !”ucap Jack menggandeng tanganku
Aku menutup mataku ku rasakan sambil berjalan aku seperti memasuki sebuah lorong yang lumayan panjang . Kemudian Jack memintaku untuk membuka mataku dan TARAAAA…!
Aku berada disebuah komplek yang indah , penuh pohon-pohon yang seakan menyapku sambil tersenyum ,dan anehnya , ada sebuah pohon besar yang dari batang ,ranting, daun dan buahnya terbuat dari kepingan-kepingan salju .
“Jack ? inikah komplekmu?”tanyaku menatap Jack
Jack hanya tersenyum . Aku berbalik mencoba mengetahui dimana lorong yang tadi kulalui , tapi tidak ada apa-apa , disana cuman ada tebing yang tumbuhi tanaman menjalar
“JACK…!!! Kemana saja kau ? kami menantimu !”kata seseorang yang kukenal . Dia… dia.. dia itu si KELINCI PASKAH ! Kelinci yang ada di serial Rise of Guardians
“Haii kelinci imut …. Maaf yaa aku harus menjemput bidadari dunia manusia ini dulu”katanya sambil tertawa. Aku tersentak, dunia manusia ? maksudnya apa ?
“Jangan pernah memanggilku imut yaaa ! kau sudah ditunggu Sandy dan Peri Gigi !”ucap si kelinci sambil mendengus, kemudian si kelinci menatapku dan berkata “kau Andini kan ?”tanyanya
“eh eng, i..i..iyaa”jawabku gugup
“jangan gugup Dini , kami sudah menantimu disini selama berabad-abad”kata si Kelinci
“anu….Kelinci ..”ucapku. Aku masih bingung , mereka menungguku berabad-abad ? untuk apa ?
“kenapa ?”
“benarkah kau kelinci yang menyebarkan telur paskah ?”tanyaku pada si Kelinci
Kelinci yang menurutku macho itu menggeleng dan menjawab “tidak , dunia perfilman terlalu membesar-besarkan tentang telur-telur paskah itu”jawabnya
“ha ? jadi yang di film Rise of Guardians itu ?”tanyaku lagi
“bohong . Aku hanya seekor kelinci gagah berani yang akan menumpaskan mimpi buruk dan kejahatan yang diperbuat Boogie Man di Negara Snowflake ini !”ucapnya sambil meletakkan tangan kanannya di dada kirinya
“pfftt…hahaha…”tiba-tiba Jack tertawa
“APA YANG LUCU ANAK SALJU !”Seru Kelinci
“tidak tidak , sudah ayo kita ke Rumah 4 Musim”ajak Jack
Aku , Jack dan si Kelinci berjalan menuju Rumah 4 Musim tersebut , Rumah itu terletak di atas sebuah pohon besar berkilauan, disana sudah ada Peri Gigi yang cantik dan Sandy yang menyenangkan
“Selamat datang di Negara Snowflake dan Rumah 4 Musim gadis cantik !”sambut Peri Gigi sambil memelukku , terus dia memeriksa gigi-gigiku “ Ya ampun.. tidak pernah aku melihat barisan gigi yang begitu indah ini selain milikmu dan Jack Frost !”seru Peri Gigi yang terlihat gemas dengan gigiku
“Begitulah , Aku dipinta ibu untuk selalu menjaga keindahan gigiku , karena kata ibu jika gigi kita rapih dan indah , maka akan menambah manis wajah kita ketika kita tersenyum”jelasku malu-malu
“Nah… dengarkan itu Jack !”sindir Kelinci yang ternyata mendapati Jack tengah mengunyah sebuah permen.
“Apa?”kata Jack acuh
“Sudahlah , oh ya Sandy , tolong panggilkan santa kemari ya ? dia ada di ruang pengemaskan hadiah deh kayaknya”lerai Peri Gigi
Sandy tersenyum dan berkata “baiklah !”
Aku terkejut , ternyata Sandy bisa berbicara ! tidak seperti yang ada di Film yang sudah ku tonton.
Sembari menunggu Santa, Aku memperhatikan Jack Frost yang duduk termenung seperti memikirkan sesuatu .
Aku mendekati Jack Frost dan bertanya “Jack…kau terlihat sedang memikirkan sesuatu , kau sedang memikirkan apa ?”
Jack tersenyum dan dia menggeleng “Tidak, aku tidak memikirkan apa-apa kok”jawabnya
“Jangan bohong Jack, mata birumu itu tidak bisa berdustam pasti ada sesuatu yang kau pikirkan”sahutku
Jack terdiam.Dia tidak mengatakan apa-apa ,tapi kulihat matanya yang indah itu bersinar sendu ,alisnya berkerut dan bibirnya terkatup rapat
“sebenarnya apa yang difikirkan Jack Frost?”Bisik hatiku
*
Santa sudah datang , dia seperti kebanyakan yang digambarkan orang-orang , gemuk dengan wajah yang ditumbuhi janggut lebat seputih salju,dan wajah yang sumringah
“Hohohoho……Selamat datang Andini !”salamnya
“Terimakasih Santa..”ucapku
“Nah, Jack mendekat lah”ucap Santa
Jack menurut, dia duduk disampingku dan Peri Gigi .
“Kita akan membicarakan tentang si perusak Snowflake , Mr.Boogieman” kata Santa sebagai pembukaan
Anggota yang lain hanya manggut-manggut. Aku yang tidak tau apa-apa hanya terdiam.
“Sekarang ,dia tengah beroperasi di Kota Pumpkin .”sela Si Kelinci
“Iya, kemarin aku melihatnya sedang merusak perkebunan labu , sayur , dan lainnya. Ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi”timpal Sandy .
“itu benar Santa,anak buahku juga melihat hal tersebut, kita harus segera melakukan penyerangan terhadap Boogieman “sela Peri Gigi
“Iya, aku sudah mendengar hal tersebut kawan-kawan , kita sebagai penjaga Negara Snowflake *Guardians of Snowflake* tidak boleh membiarkan Boogieman, sekarang ini aku baru mendapat kabar dari para yeti bahwa Boogieman telah mulai ekspansinya ke kota Lights , sementara itu di kota Pumpkin kerugian yang didapat setiap warga Pumpkin adalah 5.000 Snowdust”ucap Santa
Jack Frost seketika bangkit , dia mengambil tongkatnya dan berjalan keluar
“Jack ! Kau mau kemana ?”seruku
“jalan-jalan sebentar.”ucapnya datar
Si Kelinci ikut bangkit dan berjalan menuju Jack Frost menghadangnya di depan pintu masuk
“Kau tidak boleh kemana-mana selagi rapat sedang berlangsung, Kau tau peraturannya Jack !”seru si Kelinci sengit
Jack berhenti dan menatap Kelinci dengan tatapan mata yang sangar.
“Benar kata si Kelinci ,Jack. Duduklah sebentar lagi, kita barusaja akan membahas tentang taktik untuk menangkap Boogieman”kata Santa
Peri Gigi,Sandy dan Aku hanya terdiam melihat Jack .
“Kalian bisa mengabariku nanti kan ? silakan kalian rapat sepuasnya , aku mau keluar sebentar”jawab Jack sambil berjalan melewati Kelinci yang sepertinya shock dengan sikap Jack Frost
*
“Aku tidak habis fikir,Santa. Ada apa dengan Jack Frost ? Padahal sebelum-sebelumnya dia yang paling bersemangat untuk membahas taktik menangkap Boogieman , sekarang kenapa dia ngeloyor pergi begitu saja tanpa member tahu kita alasan yang spesifik ?”ucap Kelinci.
“Aku juga bingung,Kelinci. Sepertinya ad ayang mengganggu fikirannya, aku khawatir dia kenapa-kenapa”timpal Peri Gigi smabil meremas-meremas jemarinya yang lentik
“Hmm… ada yang tidak beres, jadi sebaiknya kita membahas masalah taktik menangkap Boogieman atau tidak ?”kata Sandy , matanya terlihat kuyu
“Tidak ramai tanpa Jack Frost , sebaiknya nanti malam saja kita bahas masalah ini. Lagipula aku belum selesai mengemas hadiah-hadiah”ucap Santa
Santa pun pergi ke ruang pengemasan hadiah , Kelinci masih duduk dengan berlipat tangan sedangkan Sandy dan Peri Gigi hanya terdiam, dan Aku , aku tidak tau apa yang haru ku perbuat.
*
15 menit kemudian …..
Aku beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju pintu keluar.
“Andini , kamu mau kemana ?”tanya Peri Gigi
“Aku mau mencari Jack Frost . Aku takut terjadi apa-apa dengannya”jawabku.
Kemudian aku segera keluar dan berjalan entah kemana aku hanya mengikuti orang-orang yang berlalu lalang di luar sini sampai akhirnya aku bertemu pertigaan dimana salah satunya adalah menuju Danau White Ice.
“apakah ini danau yang diceritakan Jack Frost padaku ?”kataku berbicara sendiri
Aku berjalan menuju Danau White Ice , sepanjang perjalanan hanya ada suara burung dan pohon-pohon besar di kanan dan di kiri jalan hingga sampailah aku di Danau tersebut.
Dugaanku benar. Jack Frost terduduk ditepi Danau , aku mendekati Jack Frost dan duduk disampingnya.
“Andini ? apa yang kau lakukan disini ?”kata Jack sambil menoleh padaku,terkejut.
“Aku mencarimu dan aku tidak akan membiarkan temanku sendirian di tepi danau ini”jawabku tersenyum.
Jack kembali diam . Mata birunya sendu dan garis bibirnya turun menandakan dia tengah tidak enak hati
“Jack , jika ada yang ingin kau ceritakan padaku, ceritakanlah Jack”ucapku
Jack menoleh dan menghela nafas .
“Andini … seandainya kau dihadapkan dua pilihan sulit menyangkut dirimu dan orang banyak , yang manakah yang akan kau pilih ?”tanya Jack sambil menatapku
“Jika itu hanya menguntungkan diriku namun berakibat fatal pada orang banyak , aku lebih mementingkan kepentingan orang banyak daripada kepentingan diriku sendiri”jawabku mantap
“tapi bagaimana jika kepentingan dirimu itu sangat berarti bagimu ?”tanya Jack lagi
“Aku tetap mementingkan kepentingan orang banyak Jack .. lagipula apakah kamu bahagia jika melihat disekitarmu bermuram durja sedangkan kau bahagia ?”kataku lagi
Jack terdiam , sepertinya dia tengah berfikir keras,terlihat teteskan keringat aku segera menyapu dahi Jack Frost dengan sapu tanganku. Jack Frost menatapku dan berkata “Kau benar Andini .. seharusnya aku berfikir seperti dirimu “ ucapnya sambil tersenyum .
Jack bangkit dari duduknya dan aku pun ikut bangkit dari dudukku dan berjalan bersama hingga tiba-tiba mendung datang dan kepulan awan hitam bagaikan ombak yang menderu-deru datang kearah Jack dan aku . Jack Frost segera melindungiku dengan tongkatnya , mimik wajahnya berubah menjaid sekeras batu
“Boogieman..!”desis Jack
“Bagaimana Jack … maukah kaumenerima tawaranku?”ucap sesosok hitam yang jelek dengan seringai yang mengerikan
“Kau tidak bisa memperalatku Boogieman”ucap Jack
“Apakah itu bearti kau menolak nya ?”tanya Boogieman
Jack terdiam , seketika tongkat kayunya bersinar mengeluarkan percikan es dan melesat menuju Boogieman , sedangkan Boogieman hanya berdiam dan tertawa kemudian mengaahkan tangannya yang hitam kepada percikan es yang dibuat Jack dam PHUUSTT ! Percikan , percikan e situ menghilang
“kau benar-benar menolaknya rupanya Jack.. sayang sekali , jika aku menjadi kau , aku tidak akan membiarkan diriku sendiri lupa akan kehidupanku ketika di dunia dulu”ucap Boogieman yang seketika menghilang namun gema tawanya masih terdengar
“…..lupa akan kehidupanku ketika di dunia dulu..? Apakah Jack dulunya adalah seorang manusia ?”bisik hatiku

Cetia Pendek

Assalamua’laikum hari ku.
Kamis siang ini disaat semua orang sibuk dengan aktifitasnya seperti halnya diriku yang kini sedang sibuk membantu pengurus dharma wanita persatuan di kantorku untuk acara hari sabtu, badan sedang tak enak, bibir pun terasa kelu, perut pun terasa kosong. Karena aku sedang berpuasa hari ini.
Jujur beberapa hari lalu masih dengan hati yang sama dia vera wati sundari, gadis yang masih selalu mengganggu aktifitasku dengan asyiknya bermain dalam imajinasi yang bernama cinta, semenjak aku memutuskan tuk berhenti memikirkannya, sejak itu pula parasnya selalu mindar-mandir di pikiranku, bahkan dalam aktifitas ku yang ramai pun. Ada dirinya.

Ya rabb. Tak ingin hati ini semakin berharap, tapi kenapa dia.
Astagfirullahal adzim
Baru kemarin aku belajar tuk menyukai orang lain sebut saja dia Adila , gadis yang baru baru ini dekat dengan ku. Dengan usia terpaut jauh 5 tahun lebih muda dibanding diriku, dari cerita-ceritanya, sekalipun dia berusaha menarik perhatianku, aku hanya mampu menganggapnya hanya sebagai teman, dia baik tapi terkadang masih mengeluarkan sifat yang kekanakannya dan itu mesti buat aku harus lebih bersabar. Kurang lebihnya satu bulan lamanya aku jalan dengan dia, tak ada rasa nyaman, senyaman layaknya wanita terhadap pria yang dia sayangi. Ku lakukan hanya untuk menyenangkan dirinya saja, jahatkah aku jika itu alasanku, sementara ketika bersama nya aku masih memikirkan vera.
Yang aku mau dia, yang aku inginkan dia, yang selalu mampu buat ku bersemangat di hari-hari itu ya hanya dia. Kenapa?. Aku sendiri tidak tau, sementara aku tidak mungkin mengambilnya dari pacarnya. Astagfirullah al adzim. Ampuni aku ya rabb.
Tetapi tiba-tiba siang ini di hari kamis, jam 13:00 tiba-tiba temanku berceloteh tentangnya. Dia bilang “vera putus dengan pacarnya”. “alasannya aku tidak tahu”.
Bagai tersambar petir siang bolong, suasana tiba-tiba berubah menjadi terang, silau dan semangat dalam diri semakin menggebu-gebu. “benarkah?. Ini bukan cuma bualan belaka?.”
Jantung berdetak lebih kencang dibanding biasanya, nafas terasa lebih berat dan sesak dibanding biasanya. Mata kembali melebar seperti ingin teriak “yessssss!!” sorak-sorai bergembira di hati dan hanya aku yang bersendung riuh di dalamnya. Hanya aku. Tetapi tiba-tiba fikiranku berubah. Pertanyaan yang muncul di benakku, “bagaimana keadaannya, bagaimana dengan dia.Vera, sedih kah.Terluka kah. Aku tak ingin dia terpuruk dengan selesainya jalinan pertunangan. Karena bagi gadis jika sudah memutuskan tuk pacaran ia akan terlanjur sayang kepada lelakinya

Ya rabb.
Aku mesti bagaimana, apa rasa yang harus aku rasakan, jujur hati ini masi menginginkannya. Ampuni aku jika itu dosa ya rabb, hamba berusaha tuk mampu mengelola rasa itu. Benarkah berita ini, tapi aku pun tak sanggup jika harus bertanya.
Untuk mu vera. Andai saja kau tau tak ingin ku punya rasa ini terhadapmu. Berusaha sekuat apapun aku malah rasa ini semakin menjadi, tapi insyaallah aku mampu mengelolanya hingga kau tak merasa tak nyaman terhadapku. Hanya kamu, ingin kamu, dan insyaallah kamu.

To:Verawati Sundari, yang selalu aku sebut namamu dalam doaku, semoga bahagia mampu kau raih bersama seseorang yang tepat. Amieen.

Akhirnya terjawab juga

Hari minggu ini aku sangat bosan, semua orang di rumahku pergi. Saat aku bangun tidur tadi aku hanya disapa Bi Nah pembantuku. Aku memang sudah, terbiasa begini orang tuaku sibuk, lebih tepatnya ayahku yang sibuk tapi mamaku selalu ingin mendampingi ayahku yang sekarang sedang menetap di Singapore. Mereka romantis ya? Ahh lebih baik ku sms Arga saja, dia pacarku walaupun hubungan kami tidak seperti orang tuaku tapi aku senang menjadi pacarnya.

To: My Arga  
Arga,kmu udh bngun blm?
Bisa tmenin aku prg gak hri nih?

From: My Arga  
Udh, kmana sh?  
Gue mls keluar Res, kpn2 aj ya.
Lgian ga stiap lo prgi hrs sma gue kn?
 Blajar hdup sndri, jgn mnja!

Setelah kubaca smsnya langsung ku buang handphoneku. Aku hanya memintanya pergi denganku kalau tidak mau ya sudah, kenapa harus bicara seperti itu? Aku sudah dua tahun pacaran sama Arga, memang sih aku yang menyatakan perasaanku padanya dan ternyata dia menerimaku, walaupun ada sedikit paksaan dari mamaku dan mamanya. Orang tua kami memang berteman dekat, tapi selama aku dan Arga pacaran, dia nggak pernah bersikap seperti pacarku, dia dingin dan cuek terhadapku. Bahkan bicara denganku saja dia tidak pernah menggunakan aku dan kamu, apalagi memanggilku dengan sebutan sayang. Tapi aku sangat menyayanginya walaupun sikapnya begitu padaku, mungkin hari ini dia capek, ya sudah aku pergi sendiri saja. soalnya Dita sahabatku sedang ada acara keluarga, pasti dia sibuk.

***
Aku memutuskan untuk berjalan-jalan ke mall di kotaku. Hari ini aku ingin membeli sesuatu untuk Arga karena lusa adalah hari jadian kami yang ke dua tahun. Lalu kudatangi toko baju lebih baik aku belikan saja baju itu lebih aman pikirku. Disaat aku sedang melihat-lihat baju, aku melihat sosok yang tidak asing bagiku. Arga dan Dita jalan bareng, mereka tertawa dan bercanda sesuatu yang tidak pernah Arga lakukan bersamaku. Jujur saja hatiku sakit, tapi aku harus berpikir positif mungkin Arga ingin memberiku kado jadian dan dia memerlukan pendapat Dita, karena Dita sahabatku sejak dulu.

Cepat-cepat ku bayar baju yang kupilih dan ku tinggalkan mall itu. Ternyata hati dan pikiranku bertolak belakang aku cemburu melihat kejadian tadi. Ku lajukan mobilku entah kemana, sampai aku lelah berputar-putar selama tiga jam. Ku tepikan mobilku dipinggir jalan, lagi-lagi terbayang adegan di mall tadi antara Arga dan Dita. Tuhan bantu aku jernihkan pikiranku, aku sangat bingung hatiku sakit melihatnya, aku menangis sambil membenamkan wajahku pada kemudi mobil, setelah tenang aku bangun dan melihat jam di dasbord mobilku ternyata sudah pukul sepuluh malam, ternyata aku terlalu lama menangis. Ku lajukan mobilku pulang ke rumah dengan cepat. Sampai di rumah aku langsung disambut tatapan garang dari Arga, dia menghampiriku dengan setengah berlari.

“Lo kemana aja sih Res? Seneng banget bikin orang pusing gara-gara lo! Sampe nyokap lo telpon gue gara-gara khawatir sama lo! Kata Bi Nah lo pergi dari jam sepuluh pagi, lo liat sekarang jam berapa? Jam setengah dua belas malem Resya! Mana handphone pake segala lo buang ke tempat sampah, untung Bi Nah nemuin. Udah nggak butuh handphone lo? Jawab gue Resya! ” Aku menatap Arga dengan mataku yang berlinang, ku pikir dia akan menanyaiku dengan baik-baik karena mengkhawatirkanku ternyata hanya ucapan yang keras penuh kekesalan yang kudengar darinya.

“kenapa? aku kan nggak ganggu acara kamu. Tadi aku di suruh pergi sendiri sekarang kamu teriak-teriak di depan muka ku, kamu punya perasaan apa nggak sih Ga? Aku kira kamu khawatir sama aku, ternyata cuma gara-gara mamaku yang nyuruh kamu nyari aku. Kamu pulang aja udah malem dan besok sekolah, nanti aku yang telepon mamaku, makasih.” Tak terasa air mataku jatuh juga di depannya ku lihat dia terdiam mendengar ucapanku lalu aku berlari masuk ke kamarku. Ku lihat handphoneku ada 7 miscall dari mamaku, 4 miscall dari papaku dan 3 miscall dari Dita, bahkan untuk menghubungiku saja Arga tidak melakukannya. Tiba-tiba HPku berbunyi tertera nama My Arga disana, lalu ku nonaktifkan Hpku lebih baik begini pikirku. Aku lelah hari ini dan aku tertidur dengan wajah yang pias karena habis menangis.

***

Hari ini aku tidak masuk sekolah karena kepalaku agak pusing dan badanku panas, sepertinya aku demam karena kemarin aku terlalu lelah dan banyak pikiran sampai tidak ingat makan. Aku menghabiskan waktuku untuk membaca novel , tapi pikiranku tidak terfokus ke alur ceritanya. Hatiku masih terasa sakit mengingat kejadian kemarin saat Arga tertawa riang bersama Dita dan saat Arga memarahiku dengan penuh emosi kekesalan, itu due kejadian yang saling bertentangan. Air mataku kembali menetes, namun cepat-cepat aku menghapusnya.

Tokk..tokk..tokk pintu kamarku di ketuk, “masuk!” seruku. Dan kulihat Dita datang dengan wajah yang panik, aku tersenyum melihatnya, senyum yang hambar kalau dia menyadarinya. “Resya! Lo kenapa? Sakit ya, terus lo kemarin kemana aja sih? Semua orang panik nyari lo.” Tanyanya padaku, “Gue cuma jalan-jalan kok, Arga katanya males keluar dan gue nggak enak ganggu lo. ” ucapku masih sambil tersenyum, ku lihat dia agak salah tingkah .

“Maaf ya, coba aja kemarin gue nggak ada acara keluarga lo bakal gue temenin kemanapun lo mau.” Ucap Dita masih dengan nada bersalah. Ku pandangi Dita, apa dia sahabatku kenapa dia berbohong? Aku lelah sangat lelah dengan kenyataan ini, aku kembali tersenyum padanya “Dit, gue pusing dan ngantuk gue mau tidur dulu ya? Maaf banget.” Ujarku, lalu kulihat dia berdiri dan membalas senyumku.

“Yaudah lo tidur ya, istirahat biar cepet sembuh, gue balik sekarang gue cuma mastiin lo nggak kenapa-napa.” Dita keluar kamarku dan ku pandangi dia sampai dia menghilang dibalik pintu. Kenapa kamu bohong Dit? Tuhan jangan sampai aku berpikiran negatif terhadap sahabatku. Aduh kepalaku sangat pusing, kulirik meja disampingku makanan dan obat tidak ada yang ku minum. Bagiku sakit yang ada di dalam hatiku jauh lebih sakit, jadi untuk apa aku mengobati sakit yang hanya demam. Aku pun tertidur karena tidak kuat merasa sakit kepala yang luar biasa.

***

Pagi ini ku terbangun aku kaget melihat Arga tertidur disamping tempat tidurku. Aku tersenyum melihatnya, jujur aku senang karena baru pertama kali Arga begini, namun senyumku langsung lenyap saat ingat ini pasti permintaan mamaku atau Tante Dea mamanya Arga. Ku lihat meja disamping tempat tidurku ada baskom yang berisikan air dan lap handuk, mungkin itu digunakannya untuk mengompresku semalam. Ku guncang tangan Arga pelan, dia pun terbangun. “kamu ngapain disini?” tanyaku, namun dia langsung memegang dahiku dan mengukur suhu tubuhku dengan termometer, saat dipastikan suhu badanku normal dia membereskan semuanya tanpa bicara padaku, “kamu disini pasti disuruh mamaku atau Tante Dea kan? tapi nggak papa makasih ya, udah jagain aku.” Aku bangkit dari tempat tidurku dan hendak ke kamar mandi untuk mencuci muka, namun kepalaku masih agak pusing sehingga keseimbangan tubuhku agak goyah Arga dengan sigap menanggkap tubuhku.

“Lo mau kemana sih? Jelas-jelas belum sembuh bener.” Ucapnya sambil membantuku kembali ke tempat tidur. “Kalo aku nggak jatuh tadi kamu pasti diemin aku. Salahku apa Ga?” Arga masih diam, dia sibuk membereskan baskom dan handuk yang dipakainya untuk mengompresku semalam, lalu dia keluar kamarku dan kembali mebawakan sarapan untukku, “makan terus minum obatnya!” perintahnya. Aku memalingkan mukaku darinya, “Nggak mau, aku kenyang.” Ucapku datar. Dia menghela napasnya berat, “Res, lo harus makan! Nggak mungkin lo kenyang Bi Nah bilang semua makanan yang dia bawain buat lo nggak ada yang lo sentuh.

"Ayo dong Res makan, lo nggak kasian liat gue? Kalo lo sakit, disuruh ataupun nggak gue sama nyokap lo gue tetep bakal disini karena gue cowok lo, sekarang gue capek banget jadi lo makan ya? ” Arga membujukku ya walaupun masih ada nada tegas di dalamnya aku tidak peduli sama sekali.

Aku girang setengah mati dengan kata-katanya baru kali ini dia bersikap manis padaku, aku pun mengangguk dan mau makan. Setelah makan dan minum obat Arga menyuruhku untuk tidur lagi, dia mau pulang dulu untuk istirahat, “Makasih kamu mau ngerawat aku ya. Ngomong-ngomong kok kamu tau aku sakit? ” tanyaku penasaran, dia duduk di depanku dan mengancamku, “Awas kalo lo matiin HP lagi! Gue jadi repot gara-gara itu.”

Dia bangkit dari duduknya dan hendak pergi namun ku tahan tangannya, “Tunggu aku punya sesuatu buat kamu, Happy Anniversary dua tahun ya Ga.” Ucapku sambil memeberikan kado yang kusiapkan untuknya dengan senyum termanis yang ku punya tentunya. Dia mengambil hadiah dariku dan mengusap lembut kepalaku lalu dia pamit pulang, “Gue balik dulu ya Res.” Aku mengangguk dan kembali tiduran di tempat tidurku. Hari ini aku senang sekali Arga mengusap kepalaku dan bersikap lebih lembut hari ini.

***

Sudah seminggu hari manis itu berlalu, tapi sampai sekarang Arga tidak memberiku apa-apa. Bukannya aku pamrih tapi bukan sudah sewajarnya dia memberiku sesuatu. Tak apalah yang penting aku senang karena dia masih setia menjadi pacarku, toh aku juga sudah melupakan kejadian waktu itu aku melihat Arga dan Dita bersama di mall, mungkin mereka memang punya keperluan lain atau sekedar tidak sengaja bertemu.

Aku sedang berjalan ke kantin bersama Dita sahabatku, lalu kulihat Arga sedang duduk bersama temannya di kantin lalu ku hampiri dia, “Ga, anterin aku pulang ya, mobilku rusak aku nggak bawa mobil hari ini” aku memelas dihadapannya, agar dia iba padaku dan mau mengantarku pulang, “Iya, iya, lo mau makan?” katanya “Iya, tadi aku nggak sarapan. Jadi, aku ngajak Dita makan sekarang. Kamu udah makan?” tanyaku padanya “Udah tuh baru selesai.”

“Ehemm berasa nyamuk nih kita, iya nggak Dit? Gue cabut dulu deh ke kelas.” Riko teman Arga menyindir aku dan Arga, aku hanya tertawa pelan dan Dita pun mengangguk setuju dengan ucapan Riko, “Ehh elo Dit, makan juga nih?” Arga memulai percakapan dengan Dita, “Iya Ga, gue laper lagian tadi udah di tarik-tarik sama Resya.” Mereka bercakap-cakap sendiri mengacuhkanku yang berada disebelah Arga. Bahkan mereka bercanda dan tertawa tanpa memandangku.

Aku merasakan sakit lagi, sakit yang sama saat pertama melihat mereka jalan berdua di mall. Perlahan aku meninggalkan mereka berdua di kantin, rasanya aku tak sanggup berada di sana lebih lama. Pulang sekolah aku tidak jadi minta diantar Arga, saat bel pulang berbunyi aku langsung kabur menninggalkan Dita dan Arga. Aku rasa aku butuh ketenangan, tapi aku kecewa Arga tidak mencariku dia juga tidak menelepon atau mengirim sms menanyakan keadaanku. Aku lelah seperti ini. Ku tepis perasaanku dan pikiran burukku, lebih baik aku berpikir positif, Dita sahabat baikku dan Arga pacarku mereka orang terdekatku saat ini dan aku percaya pada mereka. Bosan sekali rasanya di rumah buku-buku bacaanku juga habis jadi ku putuskan pergi ke toko buku dan membeli beberapa buku bacaan, karena mobilku dibengkel aku pakai punya mama aja lah, cuma ke toko buku bukan pergi jarak jauh.

Sesampainya di toko buku, aku langsung memborong sekaligus 8 judul buku yang menurutku bagus, aku sangat suka membaca jadi setiap bulan pasti aku membeli buku, minimal lima bukulah. Setelah selesai mambayar aku ingin langsung pulang, tapi aku melihat Dita dan Arga sedang duduk berdua di Kafe yang letaknya di sebrang toko buku langgananku. Mereka sepertinya sedang seru mengobrol dan bercanda, aku pun berniat menghampiri mereka dan ikut mengobrol karena aku sangat bosan di rumah.

Langkahku terhenti seketika di depan jendela kafe itu.
Langkahku terhenti seketika di depan jendela saat ku llihat Dita mengecup pipi Arga. Aku shock setengah mati. Ku lihat Arga melihatku dan langsung berdiri memanggilku, aku berbalik dan berlari ke mobilku. Sial trernyata Arga berhasil mengejarku dan menahanku masuk ke mobil, “Res, please dengerin gue dulu! Jangan pergi dengerin gue dulu ya.” Arga memohon kepadaku, aku tersenyum pahit melihatnya air mataku mengalir deras, “Ga, lepasin tanganku! Aku mau pulang. Saat ini aku nggak butuh denger apa-apa dari kamu. Kalo kamu emang sayang sama Dita, aku nggak keberatan Ga.” Aku berkata padanya sambil mengusap air mataku yang nggak berhenti mengalir, ku tepis tangan Arga dan kulajukan mobilku ke rumah.

Beberapa menit kemudian Arga sampai di rumahku. Dia mengetuk pintu kamarku terus-menerus dan aku masih terisak di atas kasurku yang sekarang penuh gumpalan tissu. “Resya dengerin gue! Gue minta maaf, Dita emang sering ngajak gue jalan katanya butuh bantuan gue dan gue pikir dia sahabat lo jadi nggak ada salahnya gue bantu dia, beberapa kali gue jalan sama dia Res, tapi gue anggep dia cuma temen sama kaya lo anggep dia, sampe tadi dia ngajak gue ke kafe katanya mau nanya dan ngomong penting sama gue, yaudah gue sanggupin ternyata dia malah nembak gue dan nyium pipi gue tanpa gue duga. Resya please buka pintunya! Gue minta maaf.” Tangisku makin pecah mendengar penjelasan Arga sakit sekali perasaaanku. Aku ditusuk oleh sahabatku sendiri dan aku sama sekali tidak tau bagaimana perasaan Arga padaku.

Aku mulai bicara dari balik pintu kamarku, “Kamu tau nggak? aku seneng banget kamu jadi pacarku, walaupun saat itu butuh paksaan dari mamaku dan mama kamu buat kamu nerima aku. Rasanya itu hal yang paling istimewa. Aku nggak peduli kamu nggak pernah bersikap manis sama aku, kamu nggak pernah ngomong aku kamu sama aku, sungguh aku nggak peduli saat itu, yang penting kamu mau jadi pacarku itu udah cukup Ga, sampe akhirnya aku mikir apa kamu sayang sama aku? ” Aku terdiam beberapa saaat untuk menghela napas dan melanjutkan ucapanku,

“Saat aku pulang sampe tengah malem aku harap kamu khawatir dan nanyain aku dengan sikap penuh kekhawatiran, tapi nyatanya enggak. Kamu ngebentak aku di depan mukaku, padahal aku lagi berusaha nenangin hati aku gara-gara aku liat kamu jalan sama Dita di mall dengan ekspresi penuh tawa, sesuatu yang nggak pernah aku bayangin saat kamu lagi sama aku.” Aku kembali mengusap air mataku.

“Sampai akhirnya aku sakit. Aku seneng banget saat itu kamu mau ngerawat aku sampe aku sembuh, aku berharap kamu sayang sama aku. Tapi lagi-lagi kamu nggak pernah nyatain itu ke aku. Bahkan disaat hari jadian kita Ga! Hari ini aku liat kamu di kantin, aku samperin kamu masih berharap kamu mau sedikit aja ngasih perhatian kamu ke aku, tapi lagi-lagi aku kecewa kamu malah asik ngobrol sama Dita. Bahkan saat pulang aku kabur kamu nggak telpon atau sms aku untuk sekedar mastiin aku baaik-baik aja. Puncaknya di kafe Ga! Aku liat kamu seru ngobrol sama Dita saat aku mau ikut gabung karena bosen di rumah dan hal yang mengejutkan terjadi aku liat kamu dicium Dita. Kamu tau rasanya Ga? Sakit banget! Tapi kalo kamu sayang sama Dita aku rela Ga. Aku nggak maksa kamu sama aku.” Aku menangis tersedu-sedu selesai bicara padanya. Aku kembali membuka semua lukaku.

“Resya, gue minta maaf. Gue nggak tau lo mendem semuanya sampe kaya gini.” Arga masih mengetuk pintuku, dari nada suaranya sepertinya dia juga merasakan kesedihan, lirih dan penuh penyesalan, “Kamu pulang aja Ga! Please aku mau sendiri dulu.” Ucapku akhirnya. Ku dengar langkah kakinya pergi semakin menjauh.
Tiba-tiba Hpku berbunyi, tanda ada sms masuk, lalu kubuka dan ternyata dari Dita.

From: Dita My Bf
Cwok lo gk slah Res, yg slh gw, maafin gw ya.
Sbnerny gw ska sma cwok lo dri sblm lo jdian, gw gak trma Res,
jdi gw ptsin buat ngncurin hubngn lo sma dia. Lo nggk tau kn? gmna
paniknya dia wktu lo ilng dn lo skt, gw iri sma lo Res. Smpe gw ngorbnin
prasaan gw sbg shbt lo buat ngrebut dia dri lo, tpi syng gue gak brhasil
ngerebut dia. Sekali lgi maafin gw Res.
Klo gw dtg ke rmh lo pst lo gk mau ktmu gw jdi gw hrap sms ni ckup ngjelasn smuanya.


Aku kembali menangis, tega-teganya Dita mau menghancurkan pertemanannya denganku. Bahkan dia rela menusuk diriku dari belakang. Hatiku benar-benar sakit saat ini. Ku nonaktifkan kembali HPku. Dalam waktu yang singkat merasakan sakit hati yang sangat dalam. Aku mau pergi, aku nggak bisa disini dengan keadaan hatiku yang hancur.

***

Hari ini aku kembali membolos sekolah , aku putuskan untuk menyusul orang tuaku ke Singapore, lebih baik aku tinggal disana dan memulai lagi hidupku yang baru. Di saat aku mau berangkat ku lihat Arga datang dia memarkir mobilnya sembarangan lalu dia berlari menghampiriku. Ku lihat wajahnya yang cemas dan takut suatu ekspresi yang belum pernah tunjukan padaku. Aku hanya menatapnya datar tanpa ekspresi.

“Resya, jangan pergi! Gue mohon lo jangan pergi!” Ucapnya dengan nada yang sangat lirih. Aku hampir saja luluh dengan kata-katanya barusan, “Maaf Ga, aku mau berangkat nanti aku telat.” Balasku sambil mengangkat koperku ke bagasi mobil. “Kalo lo mau pergi harus sama gue, lo nggak boleh ninggalin gue Res!” Aku menatap Arga lama, aku tidak mengerti apa maunya sebenarnya.

“Mau kamu apa sih Ga? Aku capek Ga hatiku sakit! Tolong jangan kamu persulit keadaanku.” Aduh lagi-lagi aku menangis, ku lihat wajahnya ternyata dia juga sedang menatap lurus ke mataku.

“Aku sayang kamu Resya! Jangan pernah sekalipun kamu berpikir untuk ninggalin aku!” Arga mengucapkan kata-kata itu untukku, ahh tidak jangan percaya Resya! Ucapku dalam hati. “Ga kamu nggak usah bohong-bohong lagi, jelas-jelas kamu nggak pernah seneng ada di deket aku, kamu nggak pernah nunjukin ekspresi saat aku lihat kamu sama Dita kemarin. Arga aku nggak apa-apa kamu nggak perlu kasian sama aku.” Rasanya napasku semakin sesak saja.

Ku lihat Arga berlutut di hadapanku, ku lihat dia benar-benar frustasi sekarang. “Resya, aku mohon maafin aku. Dari dulu kamu bilang suka sama aku juga aku udah sayang kamu, cuma aku nggak tau gimana harus nunjukin semua itu ke kamu. Aku selalu jadi orang canggung kalo deket kamu, aku suka kamu nyamperin aku dengan sikap manja kamu, tapi balik lagi Res, aku nggak tau kenapa akhirnya aku malah jadi cuek dan nyebelin. Saat kamu ilang aku takut setengah mati, aku takut kamu kenapa-napa. HP kamu nggak bisa dihubungin ternyata kamu buang. Aku nyari kamu muter-muter tapi nggak ketemu, aku nyesel banget nggak mau nganterin kamu waktu itu, pas kamu pulang aku bener-bener khawatir, tapi nggak tau kenapa, aku jadi marah-marah lagi sama kamu. Aku liat kamu nangis aku nyesel banget aku nggak tau harus ngapain aku bingung, aku coba telpon kamu tapi malah kamu matiin Hpnya. Aku tau kamu marah sama aku, jadi aku putusin besoknya aja aku ngehubungin kamu. ” Arga berhenti sejenak melihatku dan menggenggam tanganku.

“Besoknya aku denger kabar dari Bi Nah kamu sakit. Makanan dan obat yang dia kasih nggak kamu sentuh, aku panik dan langsung ke rumah kamu. Kamu tidur ngigau macem-macem, kamu bilang kamu sakit dan apa aku sayang sama kamu. Badan kamu panas banget, sampe aku nungguin kamu semaleman. Aku takut kamu kenapa-napa dan aku bener nyesel banget saat itu. Aku lega pas kamu bangun badan kamu udah nggak panas, tapi lagi-lagi aku nggak pernah bisa bersikap manis sama kamu, bahkan aku lupa kalo itu hari jadian kita. Aku minta maaf Resya.” Arga masih memelas dan berlutut dihadapanku. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali, ternyata Arga juga menyayangiku. Aku pun ikut berlutut di depannya.

“Sekarang kamu bangun! Aku bukan raja jadi kamu nggak perlu berlutut gitu didepanku. Aku maafin kamu kok.” Aku menarik tangannya berdiri, tapi dia masih tetap berlutut di hadapanku, “Apa kamu bakal tetep ninggalin aku?” tanyanya penasaran. Aku hanya terdiam dan menatapnya lama. Aku menghela napas pendek sebelum menjawab pertanyaannya.

“Arga, aku maafin kamu kok, Cuma aku nggak bisa tetep disini, terlalu nyakitin untuk aku Ga, aku butuh waktu untuk nyusun hatiku, walaupun kamu bilang kamu sayang sama aku, rasanya udah terlanjur sakit Ga. Kesabaranku udah habis, maaf Ga aku tetep harus pergi. Kalo emang kita berjodoh kita bakal ketemu lagi suatu saat nanti. Tapi disaat itu aku ataupun kamu jangan ada yang berusaha untuk saling mencari biar semua jalan apa adanya. Aku sayang kamu Ga sekarang dan mudah-mudahan sampai waktu itu tiba. Sekarang aku mau pergi jadi aku mohon kamu berdiri dan lepasin aku.”

Arga berdiri dan memelukku erat, aku merasakan dia sangat tidak ingin aku pergi, tapi keputusanku sudah bulat. Aku harus menata ulang hidupku dan melupakan rasa sakit ini. “Resya, aku udah nggak bisa nahan kamu lagi. Sekali lagi aku Cuma bisa bilang maaf buat kekecewaan kamu atas segala sikapku. Aku emang cowok tolol yang nggak bisa bikin kamu seneng. Semoga kamu bahagia dengan keputusan kamu. Aku sayang kamu!” selesai bicara Arga langsung mengecup keningku pelan. Ini sungguh perlakuan termanis yang aku terima dari cowokku.

Aku tersenyum sebelum masuk mobil yang mengantarku ke Bandara, aku lambaikan tanganku ke arahnya dan dia membalasnya. Dalam hati aku berucap, selamat tinggal Arga semoga setelah ini aku atau kamu tidak ada lagi yang terluka.


Sudah tujuh tahun berlalu sekarang aku sudah dewasa dan bukan lagi Resya yang dulu, yang selalu manja pada siapa saja. bahkan tiga tahun terakhirku di Singapore aku tinggal sendirian karena orang tuaku telah kembali lebih dulu ke Indonesia. Sekarang aku sudah lulus kuliah jurusan manajemen dan membantu di perusahaan papaku. Hari ini aku memutuskan pulang ke Indonesia karena disuruh pulang oleh orang tuaku.

Aku rindu sekali dengan tanah airku. Apa semuanya masih sama seperti sebelum aku pergi? Nyatanya sudah banyak yang berubah disini, kecuali perasaan sayangku yang kian dalam terhadap seseorang. Orang itu adalah Arga, selama tujuh tahun ini kami memenuhi janji masing-masing tidak ada yang berusaha mencari walau nyatanya itu terasa berat bagiku.

Tapi semua sudah kuserahkan pada Tuhan kalau memang kami berjodoh biar saja rasa ini tumbuh dan akan selalu menjadi miliknya. Sebelum pulang ke rumah aku memutuskan untuk mampir ke sebuah kafe favoritku, kafe depan toko buku langgananku. Tak disangka aku kembali bertemu Dita sahabat lamaku. Aku tidak membencinya walau aku marah padanya, tapi dia tetap sahabatku.

“Resya? Kapan pulang ? kok nggak pernah ngasih kabar?” Dita membuka percakapan dengan pertanyaan yang bertubi-tubi, “Satu-satu nanyanya, gue baru balik tuh koper gue masih di mobil. Gue sibuk banget disana jadi belum sempet pulang sampe sekarang. Gimana kabar lo?” jawabku seraya tersenyum padanya.
“Seperti yang lo liat gue baik, sekarang gue kerja sebagai manajer di kafe ini.” Aku mengangguk sambil menyesap kopiku, dan memperhatikan desain interior kafe ini, banyak perubahan namun tetap nyaman. Aku dan Dita tidak lagi saling bicara. Sibuk dengan pikiran masing-masing, tiba-tiba Dita terisak dan itu sangat membuatku kaget, “Lo kenapa ?” tanyaku panik.

“Resya, maafin gue gara-gara gue semuanya hancur! Gue temen lo yang paling jahat gue ngerusak semuanya. Gue pengecut nggak langsung minta maaf sampe lo pergi ke Singapore. Maafin gue Res!” Pernyataan Dita membuat dadaku agak sesak, “Gue udah maafin lo, dan gue mohon jangan bahas hal itu lagi, semua udah lewat Dit.” Aku berusaha tersenyum menghiburnya dan mengelus tangannya.

“Kalo aja gue nggak ngancurin semuanya nggak bakal kaya gini. Gue bikin lo pergi dari sini dan gue ngancurin hati lo berdua. Gue sadar Arga bukan buat gue. Sejak lo pergi jujur aja gue masih ngejar-ngejar dia, tapi dia tetep nolak dan ngindarin gue. Akhirnya setahun setelah lo pergi, Arga juga pergi dia ke Aussi lanjut kuliah disana, yang gue denger sekarang dia jadi pengacara hebat disana, dan sampe sekarang dia belum pernah balik lagi ke Indonesia.”

Apa, Arga juga pergi? Penjelasan Dita membuatku kembali ke tujuh tahun lalu, aku kembali merasa sakit, sedih dan kesal. “Dita, udah ya cukup gue mohon. Gue udah lupain semuanya, jangan bikin usaha gue sia-sia. Gue udah maafin lo kok.” Ucapku menahan air mata yang mungkin akan tumpah lagi, dari sekian lama aku tidak menangis. “Enggak Res, lo mesti tau semuanya. Tapi makasih lo mau maafin gue.” Aku hanya mampu  tersenyum dan mengangguk pelan setelah itu aku segera berpamitan pulang, aku rasa jika terlalu lama disini akan membuatku kembali meneteskan air mata.

Di dalam mobil aku kembali teringat perkataan Dita, “...Gue sadar Arga bukan buat gue. Sejak lo pergi jujur aja gue masih ngejar-ngejar dia, tapi dia tetep nolak dan ngindarin gue. Sampe akhirnya setahun setelah lo pergi, Arga juga pergi dia ke Aussi lanjut kuliah disana, yang gue denger sekarang dia jadi pengacara hebat disana, dan sampe sekarang dia belum pernah balik lagi ke Indonesia.”

Lalu dimana Arga sekarang? Apa dia masih menyayangiku? Ternyata waktu tujuh tahun bukan yang cukup lama untuk melupakannya. Aku masih menyimpan rasa sayang dan rindu padanya, walaupun aku sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya kini padaku.
***
Sudah seminggu kepulanganku ke Indonesia, dan selama seminggu ini pikiranku masih dihantui oleh sosok Arga yang entah ada dimana keberadaanya sekarang, Ahh sudahlah aku sibuk sekarang  ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan Arga . Malam ini keluargaku mengadakan pesta pembukaan anak perusahaan papaku dan aku yang bertugas memimpin perusahaan itu. Malam ini aku berdandan sederhana dengan gaun berwarna gading dan rambut yang di jepit kecil dan sisanya tergerai bebas sepinggang, cukup cantik pikirku.

Saat aku berdiri menyendiri di luar memandangi bintang yang bertebaran, kulihat orang tuaku di dalam sedang bercengkrama dengan orang tua Arga, jujur saja aku kaget tapi setelah ku ingat Lagi orang tuaku dan orang tua Arga adalah teman baik , tapi kok Arganya nggak ada ya? Aku agak kecewa.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku dari belakang saat aku menoleh ternyata Arga ada dihadapanku. Ku lihat sosoknya yang hanya setengah meter dariku dia memakai setelan jas dengan kemeja biru bergaris putih tanpa dasi. Arga tampak lebih tinggi, lebih tampan dengan kulit putih bersih dan kacamata minus yang dipakainya membuat ia terlihat berwibawa dan jelas sosoknya semakin dewasa.

Aku tak mampu berkata-kata, hanya diam memandangnya dia pun tersenyum manis padaku, “Tujuh tahun Res, kita nggak ketemu. Aku selalu penasaran liat sosok kamu yang sekarang dan dugaanku nggak salah kamu masih sama Resya yang cantik, bahkan lebih cantik.” Perkataannya membuat hatiku terbang melayang, tapi tunggu dia kan pengacara pasti sangat pintar berkata-kata.

“Terimakasih atas pujiannya, kamu juga keliatan beda sekarang.”  Aku tersenyum manis ke arahnya dan dia menatap mataku, jauh ke dalam mataku. Aku pun jengah dan ingin segera berlalu dari sana, tapi Arga menahan tanganku.
“kamu nggak penasaran kenapa aku bisa disini? Aku dipaksa ikut ke acara ini sama orang tuaku. Awalnya aku nolak dan males dateng ke acara semacam ini, tapi sekarang aku sangat berterima kasih sama mama, papaku karena memaksaku  kesini. Saat sampai ku lihat seorang perempuan berdiri sendiri di taman memandang bintang dan aku tau itu kamu. Sungguh Res, ini bukan rencanaku, takdir yang membawaku kesini.”

Aku kembali terdiam mendengar ucapannya, aku sudah bukan Resya yang dulu, sekarang aku jauh lebih tenang menghadapi situasi ini, “Terus? Apa maksud kamu Ga?” Arga kembali menatapku  tepat di manik mataku.
“Apa rasa itu masih ada buatku Res? Tujuh tahun aku nunggu kamu bahkan selama itu aku nggak pernah pulang kesini karena aku takut ketemu kamu dan kamu bakal bilang semua udah berakhir. Rasa ini masih tetap sama buat kamu Resya Ananda dan nggak akan pernah hilang, bagaimana sama kamu? ” aku bingung Arga bisa berubah dan bersikap manis padaku sesuatu yang nggak pernah bisa dia lakuin dulu.

“Kamu kenapa Ga? Kok bisa ngomong gitu? Kamu udah latihan dulu ya?” tanyaku usil, walaupun hatiku girang sekali. “Resya, aku nggak bercanda, aku sadar selama ini aku egois banget sama kamu, nggak bisa ngertiin kamu sampai saatnya kamu pergi ninggalin aku. Aku sadar betapa begonya aku sebagai pacar kamu waktu itu, dan aku tanya lagi bagaimana sama kamu, apa rasa itu masih ada buat aku?” Ya Tuhan ternyata dia serius dan sikap Arga manis sekali. Kata-katanya membuatku tersanjung.

“Kamu inget nggak? Sebelum aku pergi aku bilang, aku sayang kamu dan mudah-mudahan sampai waktu itu tiba. Sekarang ini saatnya aku ketemu kamu lagi, rasa itu nggak pernah pergi Ga dari hatiku, cuma mungkin sekarang terlalu cepet Ga, aku baru seminggu pulang udah banyak banget kejutan yang bawa aku balik ke tujuh tahun lalu.” Aku menjawab dengan sikap setenang mungkin dan kembali menatap Arga.

“Itu bukan kejutan Resya, tapi itu takdir antara kamu dan aku. Resya jangan buat semuanya kembali menjadi susah. Aku nggak mau lagi kehilangan kamu Res, kita udah sama-sama dewasa. Aku harap udah nggak ada lagi keegoisan pribadi antara kita. Aku mau kamu jujur sama perasaanmu Res. Jangan sampai kejadian tujuh tahun lalu keulang karena nggak ada kejujuran aku ke kamu.”  Arga tampak sangat serius dan tegang sekali, dia menggenggam tanganku sekarang dan melanjutkan ucapannya “Aku udah nggak mau nunggu lagi, cukup tujuh tahun aku nyiksa perasaanku Resya. Sekarang seperti  yang kamu liat, aku udah mapan, sikapku jauh lebih baik dari waktu zamannya kita SMA. Apa kamu mau menjadi ratuku di dalam istana kecilku, Resya? Tiga hari lagi aku harus balik ke Aussi, masih ada pekerjaan yang belum beres di sana.”

Apa? Arga melamarku sekarang, oh Tuhan inikah takdirku? Inikah jawaban atas segala pertanyaanku? Seorang cowok yang tepat berdiri di depanku sambil menggenggam tanganku memintaku untuk menjadi ratunya. “Kamu beda banget sih Ga.  Jadi lucu deh, tapi aku seneng kamu masih mau nunggu aku dan bener-bener berubah buat aku, kamu mau bersikap manis dan bikin aku tersanjung, aku udah bilang kan Ga rasa ini nggak pernah pergi. Aku masih tetep sayang sama kamu.” Aku kembali tersenyum menatapnya, “Jadi, kamu mau jadi pendamping hidupku?” tanyanya kembali, ku lihat dia tersenyum cerah. Aku pun mengangguk pasti, tanda menerimanya kembali jadi bagian hidupku, bukan hanya sebagai pacarku, tapi sebagai pendamping hidupku.

Kami hanya saling menatap dalam diam ku pandangi matanya ada secercah kebahagiaan dan ketulusan di dalamnya. Arga kembali tersenyum dan memelukku lembut, “Terimakasih Resya, aku adalah orang paling beruntung malam ini dan sepanjang hidupku kelak.” Dia melepas pelukannya dan mengecup keningku lama.  Aku sangat senang setelah tujuh tahun berlalu, Arga kembali padaku, dia masih tetap menyayangiku. Bahkan hari ini adalah hari terindah selama tujuh tahun penantian yang tidak pasti. Akhirnya penasaranku terjawab juga. Arga Dewanta  dia masih orang yang sama orang yang selalu menyayangiku, bahkan jauh lebih baik dari yang selama ini ku kenal. Kisah penuh air mata itu terbalas dengan senyum kebahagiaan saat ini.

ANTARA AKU, KAMU, DIA DAN MANTAN PACARMU

Hubunganku kandas dengan Kevin kemaren sore. Sungguh rasanya berat sekali rasanya setelah putus dari Kevin. Kevin merupakan cowok idamanku yang juga merupakan cowok idaman para cewek. Aku tak bisa terima ketika Kevin memutuskan aku. Aku sayang banget sama dia. Hidupku terasa hampa setelah putus dari Kevin. Nggak ada semangat seperti dulu lagi, kuliahku berantakan banget bahkan diri ku sendiri tak terurus lagi. Sunnguh aku tak mau dengan cowok lain, aku masih ingin mengejar cinta Kevin sehingga bisa membuat Kevin balik lagi sama aku. Apapun cara ku lakukan agar kevin bisa kembali kepelukanku lagi. Tapi ku rasa semakin hari Kevin makin jauh dari aku ntah apa penyebabnya. Pagi ini tanpa sengaja aku merabrak seseorang cowok yang paling angkuh disekolah. Ini cowok benar – benar belagu melebihi belagunya Kevin.
“Jalan pake mata dong jelek” bentak cowok itu
“ Bodoh,,,jalan tu pakai kaki bukan pake mata” jawabku

Cowok itu pergi meninggalkanku tanpa membantuku membereskan buku – bukuku yang berjatuhan dilantai. Pagi ini benar sial bagiku bertabrakan dengan cowok belagu key gitu. Setelah selesai merapikan buku ku akupun berjalan menuju kelas. Aku berpapasan dengan Kevin yang jalan berdua dengan mantan pacarnya Maya. Kevin cuek aja melihatku, sungguh hatiku nggak karuan saat itu. Akupun melanjutkan perjalanan ke kelas. Setelah sampai kelas ku liat gerombolan cewek pada sibuk ngerumpi.
“ Keyla gabung sini donk” panggil Noni temanku
“ Pada omongin apa sih?” tanyaku
“ itu loh senior kita, si Alfi”
“ Apa istimewahnya cowok itu, belagu key gitu”
“ Sama aja belagunya sama si Kevin”
“ Beda ya, Kevin tu nggak belagu seperti dia”
“ Udahlah la, lupain Kevin, jangan hidup dimasa lalu, pikirkan masa depanmu” kata si Ima
“ Ngomong mah mang gampang non, pi prakteknya susah”

Semua pada diam karna dosen sudah masuk. Mata kuliah kali ini sungguh membuatku nggak konsentrasi. Pikiranku masih ke Kevin yang jalan lagi sama mantan pacarnya.
“ Apakah Kevin balikan lagi sama mantannya?” pikirku

Aku tidak bisa konsentrasi sama mata kuliah kali ini pikiranku melayang kemana – kemana. Pikiranku benar – benar kacau kali ini. Tanpa disadari ternyata mata kuliah sudah berakhir, dan tanpa ku sadari aku dikagetkan suara cowok:
“ Jeleeekkkkkk ngapain melamun?”

Aku menoleh dengan kaget, ternyata sudah ada Alfi berdiri dibelakangku.
“ Kenaa bodoh?

Teman – teman yang lain pergi sambil senyum – senyum. Aku nggak habis pikir ngapain nih cowok belagu didekatku pula.
“ Ada apa bodoh?”
“ Temani aku kekantin yok, aku bosan nggak ada teman ni”
“ Nggak mau bodoh, temanmu kan banyak”
“ Pi aku maunya sama sijelek”

Alfipun menarik tanganku tanpa menunggu persetujuan dariku. Aku ngikut aja habis mau gimana lagi. Pas jalan kekantin aku melihat Kevin lagi sama mantannya. Sepertinya mereka juga mau kekantin. Mereka tampak mesra sekali,
“ Liatin apa jelek?” tiba-tiba aku dikagetkan suara Alfi.
“ Nggak apa-apa kok”
“ Jelek kamu masih sayang ya ma Kevin?”
Aku hanya mengangguk pelan.
“ Udahlah cari aja cowok baru, masih banyak yang ganteng kok daripada dia”
“ mungkin, tapi yang namanya hati nggak bisa dipaksain bodoh”
“ Udahlah,,yok makan”

Hari-hari ku lewatkan bersama Alfi. Setelah mengenal dia ternyata tu anak nggak belagu-belagu banget. Dia anaknya baik banget tapi ntah kenapa kok dia keliatannya belagu banget. Hmmmmm tiba-tiba pikiranku kembali kepada Kevin dan mantannya. Sungguh aku cemburu banget melihat mereka berdua. Ntah kapan lagi masanya aku jalan sama Kevin. Aku nggak butuh cowok ganteng manapun, cowok setajir apapun, yang aku butuh adalah Kevin. Hanya ada nama Kevin dihati ini.



Hari ini aku kaget banget tiba-tiba Kevin datang kerumahku pukul 19.00 WIB. Aku bahagia sekali dengan kedatangannya tapi tetap ada tanda tanya dibenakku ada apa dia kerumah. Setelah kutemui dia diteras rumah ku tanya maksud kedatangannya,
“ Ada apa Vin?”
“ Cuma Silaturahmi, apa kabarnya?”
“ Hmmm kirain mw minta balikan” pikirku
“ Hey kenapa melamun??
“ Ohw gpp kok, kabarku baik, dirimu?” jawab ku kagaet
“ Aku baik-baik aja, akhir-akhir ni kamu dekat ma Alfi ya, pacaran ya?
“ Nggak kok temanan biasa aja” jawabku dengan cepat
“ Ohw gitu ya, santai ajalah jawabnya”
“ Kamu balikan ya ma mantanmu?”
“ Hmmm lom sih,, masih PDKT aja, kan dirimu tau low dia cinta pertamaku”
“ Tapi kan ada yang lebih sayang padamu”
“ Ku juga rasa kok low dia juga sayang sama aku, sayang dia pasti melebihi siapapun, ku sangat menyayangi dia la”
“ Ohw ku doain moga dia tak sayang ma kamu”
“ Kok gitu?”
“ Biar kamu bisa kembali padaku lagi, aku masih sayang ma kamu”
“ Sampai kapanku nggakkan bisa melupakn Liza la, mending kamu cari yang baru aja, low nggak gimana kita TTM aja”

Tanpa pikir panjang aku mau aja yang penting aku bisa dekat lagi sama Kevin. Memang Setelah kejadian malam itu kami sama Kevin sering jalan bareng lagi. Low dikampus Kevin sering sama mantannya tapi low diluar jam kampus Kevin sering jalan beduaan ma aku. Sebenarnya hubungan Kevin sama mantannya masih belom pacaran. Jadi aku masih kesempatan untuk menarik hati Kevin. Kedekatan aku dan Kevin ternyata ketauan juga sama anak kampus termasuk teman-teman dan Alfi. Sore itu aku dan Alfi sedang jalan ketaman kota. Alfi menanyakan semuanya dan sebagai teman yang dekat saat ini aku ceritakan semua apa yang terjadi dengan jujur.Alfipun mendoakan semoga hubungan kami baikan seperti dulu kalah. Tak lama kedekatan kami tiba-tiba Kevin menjauhiku lagi. Pagi ini aku berniat untuk menemui Kevin dikampus. Aku menemui Kevin kebetulan lagi sendiri ditaman kampus.Aku mendekatinya, dia kaget tiba-tiba aku ada disebelahnya,
“ Vin aku mau ngomong”
“ Ngomong aja” jawabnya jutek
“ Kok kamu menjauhi aku lagi”
“ Mending kita jauhan aja,ku nggak mau ntar gara-gara aku dekat kamu ku nggak bisa dapatin Liza”
“ Jadi aku kamu jadikan untuk pelampiasanmu aja Vin, kamu jahat banget”
“ Kan dari awal kamu dah tau, kamu ja yang mau TTM, udalah lupain aja semua”
“ Dengan gampangnya kamu bilang lupakan semua”
“ Udah deh, Nggak punya harga diri banget ngemis-ngemis cintanya cowok, udah nggak laku lagi ya, udah dibilang aku tuh nggak punya perasaan pa-pa lagi sama kamu, dulu aku pacaran ma kamu Cuma untuk pelarian ku aja pas putus sama Liza and sekarang hubungan kami membaik jadi tolong kamu jangan jadi penghalang hubungan kami” bentak Kevin.

Aku kaget dengar ucapannya, dengan kesal aku tampar dia.
“ Tega kamu mainin perasaanku”
“ Terserah kamu, sampai kapanpun aku takkan bisa mencintaimu”
“ Cukup aku tau kamu vin, kamu tu laki-laki jahat”

Akupun meninggalkan Kevin disana sendirian yang masih terpaku. Dijalan ku bertabrakan dengan Alfi.
“ Jelek jalan hati-hati donk”

Aku tak menghiraukan Alfi dan lansung aja meninggalkan dia, tapi Alfi mengejarku.
“ Jelek kamu kenapa lagi?”
“ Aku nggak apa-apa bodoh, tolong biarkan aku sendirian”
“ Tapi....” terputus
“ Aku nggak butuh kamu sampai kapanpun, pergi kamu”
“ Kamu bisa cerita ma aku, ada apa lagi?”
“ Aku nggak butuh kamu,,pergi......”
“ OK low begitu semoga kamu nggak apa-apa” Alfi meninggalkan ku

Tiba-tba aku merasa nggak mau ditinggalin Alfi, aku kejar Alfi
“ Jangan tinggan tinggalkan aku sendiri” aku memeluknya sambil menangis

Sungguh hancur perasaanku saat itu, orang yang aku sayangi tega berbuat begitu.
“ Ya udah jangan cengeng gitu jelek, jelek tau”
“ Biarin aja”
“ Kamu tuh kenapa?”
“ Ternyata Kevin jadian ma ku Cuma sebagai pelarian aja fi, dia bilang aku cewek nggak punya harga diri.”
“ Memang kok”
“Kok kamu ngomong gitu”
“ Iyalah ngapain kamu masih mengejar-mengejar dia”
“ Ihhhh kamu ngesalin ya”
“ Bercanda aja kok”

Alfi selalu menghiburku kalau aku sedang galau. Setelah aku pikir-pikir, Alfi ku jadiin pacarku untuk membuktikan pada Kevin low aku masih ada cowok yang mencintaiku. Sebenarnya aku benci sama Alfi, nggak ketertarikanku sama sekali pada Alfi makanya ku lakukan semua sesukaku. Dia tak pernah marah. Bahkan semua tugas kuliahku ku suruh dia yang kerjain. Apa-apa sesukaku bahkan aku manja kali sama dia. Dia lebih banyak mengalah. Sebenarnya aku mulai bosan pacaran sama dia karna pacaran sama dia tidak membuat Kevin melirik cemburu padaku. Tapi Alfi nggak pernah marah ma aku low aku buat masalah ma dia. Pagi itu Alfi datang terlambat kekampus, padahal tugasku ada sama dia. Ku telpon dia
“ Kemana aja sih,,tugasku mana?”
“ Sabar sayang, bentar lagi aku nyampai”
“ Cepatan, low telat kita putus”

Ku tunggu-tunggu Alfipun belum juga datang. 30 menit berlalu Alfipun nggak datang-datang. Padahal dosen sudah masuk, dengan kesal ku telpon lagi Alfi. 2 kali telpon tak diangkatnya, aku bertambah kesal tak biasanya dia seperti ini. Aku memutuskan untuk masuk kelas meskipun tanpa tugas. Ternyata setelah selesai ngampus Alfi juga nggak nampak-nampak dikampus.

Sudah 2 hari Alfi menghilang dari peredaran kampus, nomor Hpnya sudah nggak aktif lagi. Aku mulai merasa kesal dengan dia lalu aku tanyain sama teman-temannya. Trenyata tak satupun yang tau kebradaan Alfi. Au bingung mau cari dia kemana, selama ini aku nggak mau tau dia tinggal dimana. Tiba-tiba dalam kebingungan, teman-temanku menemukan jawaban semuanya.
“ Alfi kecelakaan waktu berangkat kekampus 2 hari yang lalu la”
“ Apa? Tanyaku kanget
“ Iya waktu itu dia ngebut jadinya dia kecelakaan n meninggal dunia”

Rasanya nafas berhenti, hari itukan aku yang paksa dia buat cepat-cepat datang kekampus. Kebayang wajahnya yang baik sama aku, yangs selalu mengalah buat aku, yang selalu ku bentak-bentak, yang selalu ku suruh-suruh. Aku nggak tau harus ngapain, ku lom sempat meminta maaf sama dia. Bagaimana perasaanmu jika orang yang mencintai kamu, baik sama kamu, selalu mengalah buatmu tiba-tiba pergi meninggalkanmu selamanya. Dia takkan pernah kembali lagi padamu. Aku menangis sekuat-kuatnya, aku ingat semua kebaikannya. Betapa teganya aku memperlakukan dia seperti itu. Aku melampiaskan kemarahanku sama dia yang tak punya salah apa-apa.
“ Dia sangat mencintaimu La, kamu tau apapun dia lakuin buat kamu dan dia juga udah menabung untuk pernikahan kalian nanti sedikit demi sedikit”
“ Jadi dia serius sama aku?” tangisku makin pecah
“ Ya la, dia sangat menyayangi mu la”

Aku tersadar akan kesalahanku buat dia. Aku menyia-nyiakan kebaikan dan kasih sayangnya. Aku tak pernah peduli perasaan dia, aku tak pernah pedulikan kesehatan dia. Semua tugas-tugas ku berikan sama dia tanpa memikirkan tugas dia and kuliah dia padahal kami beda jurusan. Setelah keprgian dia rasanya hidupku hampa. Aku sudah tak punya semangat lagi untuk kuliah, sekarang apa-apa aku yang melakukan sendiri termasuk tugas-tugasku. Dua minggu ku lewati semua sendiri. Aku selalu ingat dia selalu bersamanya, biasanya aku benci mendengar dia memanggilku jelek sekarang aku kangen panggilan itu lagi. Aku kangen sama dia, kangen banget. Pengen rasanya aku menyusul dia ke sana untuk bilang maaf n bilang aku sayang banget sama dia. Tapi itu nggakkan mungkin terjadi lagi. Berhari-hari sendirian tanpa Alfi sekarang Kevin mendekatiku lagi. Dia minta kami balikan lagi.
“ Maaf Vin, cinta ini hanya untuk Alfi”
“ Pi dia udah nggak ada la”

Aku pergi meninggalkan Kevin, bukan maksud hati balas dendam sama Kevin atas kelakuaknya tapi Alfi masih begitu nyata dihatiku. Siang ini ku menyendiri lagi ditaman kampus sendirian. Aku kangen banget sama Alfi. Tiba-tiab lamunanku dikangetkan dengan sebuah panggilan
“ Jelekkk”
“ Alfi” teriakku sambil menoleh mencari asal suara itu
“ Mikirin aku ya jelek?” tiba-tiba sosok Alfi dibelakangnya

Aku kanget banget melihat semua itu,
“ Kamu.....”
“ Alfi jelek,,lupa yah?
“ Bukankah kamu tu udah.....”terputus
“ Nggak ah, tu semua karangan teman-temanmu aja.”
“ Jadi kamu masih hidup?”
“ Nih masih berdiri didepanmu jelek, ternyata selain jelek kamu juga bodoh y”

Aku tak peduli lagi dengan kata-kata Alfi, ku peluk erat dia. Rasanya aku sudah nggak mau lagi jauh-jauh dari dia. Aku menangis ketika tau dia masih hidup.
“ Ih janan cengeng gitu ah, kangen ya ma aku?”
“ Biarin, jangan pernah tinggalkan aku lagi y bodoh, aku sayan banget ma kamu, maafi sikapku selama ini”
“ Udah ku maafkan kok jelek”

Tiba-tiba teman-temanku nongol sambil senyum-senyum dan tak lama kemudian AKevinpun datang dengan Liza. Mereka semua ketawa puas menyaksikan semua itu. Ku akui mereka sangat pintar membuar cerita sedemikian rupa. Kini aku Keyla sangat mencintai Alfi.Aku nggak mau mengulang kesalahan yang sama. Sekarang cintaku tulus apa adanya buat dia.

Last Appointment

Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu, akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan Elga, meskipun dia sering menghianati cintaku.

“Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!”

Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku erat.

“Maafin aku Nilam, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji Nilam. Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin kehilangan Elga, aku sangat mencintainya.

Malam ini Elga menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku sengaja mengenakan gaun biru pemberian Elga dan berdandan secantik mungkin. Kutemui Elga di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari atas hingga bawah.

“Nilam, kamu cantik banget malam ini.”

“Makasih. Kita jadi dinner kan?”

“Ya tentu, tapi Nilam, malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?”

“Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo.”

Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan Elga. Ini benar-benar menyenangkan, disepanjang perjalanan Elga menggenggam erat tanganku, aku bersandar dibahu Elga menikmati perjalanan kami dan melupakan semua kesalahan yang telah Elga perbuat padaku.

Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa Elga benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul sifat Elga, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir jalan.

“Kenapa El? Mienya gak enak?”

“Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan ditempat kaya gini Nilam?”

“Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch. Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam.”

Aku yakin, Elga gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya Elga mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Dua tahun bersama Elga bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk mempertahankan hubungan kami selama ini. Elga sering menghianati aku, bukan satu atau dua kali Elga berselingkuh, tapi dia tetap kembali padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan oleh Elga. Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka sahabatku.

Selesai makan Elga Nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari saku celananya.

“Apa dompetku ketinggalan di Taksi?”

“Yakin di saku gak ada?”

“Gak ada. Gimana dong?”

“ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!”

“ok. Makasih ya sayang, maafin aku.”

Saat di kampus, aku bertemu dengan Alin dan Flora. Aku sangat merindukan kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, Alin menarik tanganku.

“Nilam, kamu sakit? Ko pucet sich?”

Alin bicara padaku, ini seperti mimpi, Alin masih peduli padaku.

“Engga, Cuma capek aja ko Lin. Kalian apa kabar?”

“Jelas capek lah, punya pacar diselingkuhin terus! Lagian mau aja sich dimainin sama cowok playboy kaya Elga! Jangan-jangan Elga gak sayang sama kamu? Ups, keceplosan.”

“Stop Flo! Kasian Nilam! Kamu kenapa sich Flo bahas itu mulu? Nilam kan gak salah.”
“Udah dech Alin, kamu diem aja! Harusnya kamu ngaca Nilam! Kenapa kamu diselingkuhin terus!”

Flora bener, jangan-jangan Elga gak sayang sama aku, Elga gak cinta sama aku, itu yang buat Elga selalu menghianati aku. Selama ini aku gak pernah berfikir ke arah sana, mungkin karena aku terlalu mencintai Elga dan takut kehilangan Elga. Semalaman aku memikirkan hal itu, aku ragu terhadap perasaan Elga padaku. Jika benar Elga tidak mencintaiku, aku benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi.

Meskipun tidak ada jadwal kuliah, aku tetap pergi ke kampus untuk mengerjakan tugas kelompok. Setelah larut malam dan kampus sudah hampir sepi aku pun pulang. Saat sampai ke tempat parkir, aku melihat Elga bersama seorang wanita. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena dia membelakangiku. Mungkin Elga menghianatiku lagi. Kali ini aku tidak bisa memaafkannya. Mereka masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat wanitaitu, sangat jelas, dia sahabatku, Flora….

Sungguh, aku benar-benar tidak bisa memaafkan Elga. Akan ku pastikan, apa Elga akan jujur padaku atau dia akan membohongiku, ku ambil ponselku dan menghubungi Elga.

“Hallo, kamu bisa jemput aku sekarang El?”

“Maaf Nilam, aku gak bisa kalo sekarang. Aku lagi nganter kakak, kamu gak bawa mobil ya?”

“Emang kakak kamu mau kemana El?”

“Mau ke…, itu mau belanja. Sekarang kamu dimana?”

“El! Sejak kapan kamu mau nganter kakak kamu belanja? Sejak Flora jadi kakak kamu? Hah?!!”

“Nilam, kamu ngomong apa sayang? Kamu bilang sekarang lagi dimana?”

“Aku liat sendiri kamu pergi sama Flora El! Kamu gak usah bohongin aku! Kali ini aku gak bisa maafin kamu El! Kenapa kamu harus selingkuh sama Flora El? Aku benci kamu! Mulai sekarang aku gak mau liat kamu lagi! Kita Putus El!”

“Nilam, ini gak…….”

Kubuang ponselku, kulaju mobilku dengan kecepatan tertinggi, air mataku terus berjatuhan, hatiku sangat sakit, aku harus menerima kenyataan bahwa Elga tidak mencintaiku, dia berselingkuh dengan sahabatku.

Beberapa hari setelah kejadian itu aku tidak masuk kuliah, aku hanya bisa mengurung diri di kamar dan menangis. Beruntung Ibu dan Ayah mengerti perasaanku, mereka memberikan semangat padaku dan mendukung aku untuk melupakan Elga, meskipun aku tau itu tak mudah. Setiap hari Elga datang ke rumah dan meminta maaf, bahkan Elga sempat semalaman berada di depan gerbang rumahku, tapi aku tidak menemuinya. Aku berjanji tidak akan memafkan Elga, dan janjiku takan kuingkari, tidak seperti janji-janji Elga yang tidak akan menghianatiku yang selalu dia ingkari.

Hari ini kuputuskan untuk pergi kuliah, aku berharap tidak bertemu dengan Elga. Tapi seusai kuliah, tiba-tiba Elga ada dihadapanku.

“Maafin aku Nilam! Aku sama Flora gak ada hubungan apa-apa. Aku Cuma nanyain tentang kamu ke dia Nilam!

“Kita udah putus El! Jangan ganggu aku lagi! Sekarang kamu bebas! Kamu mau punya pacar Tujuh juga bukan urusan aku!”

“Tapi Nilam…..”

Aku berlari meninggalkan Elga, meskipun aku sangat mencintainya, aku harus bisa melupakannya. Elga terus mengejarku dan mengucapkan kata maaf. Tapi aku tak pedulikan dia, aku semakin cepat berlari dan menyebrangi jalan raya. Ketika sampai di seberang jalan, terdengar suara tabrakan, dan…………

“Elgaaaa…..”

Elga tertabrak mobil saat mengejarku, dia terpental sangat jauh. Mawar merah yang ia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang keluar dari kepala Elga.

“Elga, maafin aku!”

“Nilam. Ma-af ma-af a-ku jan-ji jan-ji ga sa-ki-tin ka-mu la-gi a-ku cin-ta ka-mu a-ku ma-u ni-kah sa-ma kam……”

“Elgaaaaaa……”

Elga meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku mau memaafkan Elga semua ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin bisa aku lupakan. Elga menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia berjanji takan menyakitiku lagi, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin menikah denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras, ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani Elga didalam tanah sana, menemaninya dalam kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis, menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Satu minggu setelah Elga meninggal, aku masih menangis, membayangkan semua kenangan indah bersama Elga yang tidak akan pernah terulang lagi. Senyuman Elga, tatapan Elga, takan pernah bisa kulupakan.

“Nilam sayang, ini ada titipan dari Ibunya Elga. Kamu jangan melamun terus dong! Kamu harus bangkit! Biar Elga tenang di alam sana. Ibu yakin kamu bisa!”

“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.”

Kubuka bingkisan dari Ibu Elga, didalamnya ada kotak kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam kotak merah itu terdapat sepasang cincin. Aku pun menangis kembali dan membuka amplop itu.

Dear Nilam,
Nilam sayang, maafin aku, aku janji gak akan nyakitin kamu, aku sangat mencintai kamu, semua yang udah aku lakuin itu buat ngeyakinin kalo Cuma kamu yang terbaik buat aku, Cuma kamu yang aku cinta.
Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku menghembuskan nafas terakhirku. Dan cincin ini akan menjadi cincin pernikahan kita.
Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin berpisah denganmu Nilam.
Love You
Elga

Air mataku mengalir semakin deras dari setiap sudutnya, kupakai cincin pemberian Elga, aku berlari menghampiri Ibu dan memeluknya.

“Bu, aku udah nikah sama Elga!”

“Nilam, kenapa sayang?”

“Ini!” Kutunjukan cincin pemberian Elga dijari manisku.

“Nilam, kamu butuh waktu nak. Kamu harus kuat!”

“Sekarang aku mau cerai sama Elga Bu!” kulepas cincin pemberian Elga dan memberikannya pada Ibu.

“Aku titip cincin pernikahanku dengan Elga Bu! Ibu harus menjaganya dengan baik!”
Ibu memeluku erat dan kami menangis bersama-sama.
***