Jumat, 09 Januari 2015

Comeback

COMEBACK #10

 

Caffe Bunga..

"Vee, salamin gue ke Melda 7.4 dong !" ujar Tio
"Haa ? Yang bener aja loe ?" celetuk Ami spontan
"Iya, gue serius" ujar Tio
"Imelda ? Kenapa gak via Manda aja ? Manda kan sekelas" ujarku
"Yups" Manda mengangguk sambil menyeruput milkshake vanilla-nya
"Naksir ya, sob ?" tanya Hedi
"Ciee..ciee..cieee.." ko'or si Kembar Oki dan Iko
"Melda ? Owh.. Hmmm" Vee mengangguk
"Bete ih" cerocosku pelan, Manda yang berada di sebelahku mendengarnya dan mengelus punggungku. Ami tersenyum simpul ke arahku. Tau, apa yang terkuak dari raut wajahku yang berubah 180 derajat saat mendengar nama sosok itu. Siapa Imelda ?

"Gi mana, Vee ?" tanya Tio
"Loe, serius ?" tanya Vee sambil mengaduk jus mangganya
Tio mengangguk
"Hahahaa, yang bener aja ?" ujar Hedi
"Betul-betul-betul" Si kembar Oki dan Iko ikut menyeletuk
"Loe jangan.. serius banget" ujar Vee
"BETUL !" aku membesarkan volume suaraku
"Loe kenal Imelda kan ?" sambung Vee
"Ya, makanya gue mau kenal dia sekarang" ujar Tio
"Ah, loe alasan" ujar Kelly
"Imel itu.." ucapan Vee langsung di sambar Oki dan Iko
"Mantannya Faiz ! Mantannya Deva" ujar Oki di ikuti anggukan kembarannya Iko

DEG !! Jantung gue ! Bukan jantungan. Kayak ada palu barusan ngetok jantungku. Kaget. Sebenarnya aku sudah lama tau, kalau si Imelda itu mantannya Faiz. Jadi, aku pajang aja muka biasa-biasa. Toh, waktu tau Fazha mantannya Faiz aku santai aja. Kenapa sekarang aku malah jealous ? -_-" So what gitu. Tapi jujur gue JEALOUS. Faiz is MINE !

"Yups, mau tau banyak soal si Melda atau Imel ?" tawar Vee
"Mau-mau-mau" Tio mengangguk sambil membetulkan posisi duduknya
"Imel emang mantannya Faiz. Sorry, Na" Vee menatap ke arahku
Aku tersenyum datar, lalu mengangguk
"Tapi cuma 2 minggu aja, padahal Faiz sayang banget sama Imel. Entah si Imel nya kenapa" ujar Vee

DEG !! Serangan kedua, dari kata itu aku bisa mengambil garis besar FAIZ SAYANG BANGET SAMA IMELDA. Sabar, Na !

"Owh, terus-terus ?" tanya Tio yang antusias yang lainpun ikut antusias
"Imel itu.. blablabla.."
"Terus ?" kini Oki dan Iko yang bertanya
"Eh, tunggu. Kayaknya gue pernah lihat Imel deh di basket" ujar Ami
"Iya, dia basket juga. Mi. Dua bulan yang lalu berhenti" ujar Manda, yang terkenal di eskul  basket
"Iya. Melda, Aku, Sonia, Faiz dan Aryo dulu basket, malah sering sama-sama latihan" ujar Kelly
"Bener" angguk Vee

DEG !! Serangan ketiga, sebentar lagi aku pingsan, sudah ada 3 bom atom yang di jatuhkan ke lubuk hatiku.

Blablablablaa.. Dan obrolan lainnya. Mungkin udah lebih 5 aku mengalami serangan yang dikarenakan beberapa bom atom jatuh ke lubuk hatiku. Di pikiranku sekarang sedang terbang burung kecil yang membawa berbagai selebaran, MELDA mantan FAIZ, FAIZ sayang banget sama MELDA, MELDA dan FAIZ sama-sama latihan basket lho. Inikah yang namanya JEALOUS ?

Aku langsung menyeruput Jus Melon pesananku sampai habis. Lalu meraih handphoneku tanpa terganggu bisingan teman-temanku yang sedang mengobrol soal Imelda. Aku mengirim pesan ke Faiz, tidak biasanya aku lebih dulu me-smsnya. Apalagi hari ini Faiz sama sekali belum sms.

| Faiz..| send aku mengirim pesan itu
|Ya..?| aku menerima bbalasannya 5 menit kemudian
|Gak apa-apa cuma lagi keingetan doang| balasku
|Oh, Gue lagi ngerjain pr Fisika nih| ujarnya
...

Huaa.. Aku pengen teriak kencang-kencang ! Aaaa !!!!!!!!

Cling.. sms dari Rio menstabilkan emosiku

|Eh, Nenek Lampir gue jemput di caffe bunga yak ? Buruan ! Kita ada liputan buat pertandingan Bulu Tangkis di GOR| ujar Rio

Oh, iya ! Plakk, aku menepuk jidatku sendiri. Bahkan, aku tidak marah dipanggil Nenek Lampir. Okey, Itu bukan Realita.

|Jngan, deh. Yo. Jemput di depan Jalan Japan aja| balasku dan langsung izin pada teman-teman untuk pulang duluan dengan alasan tugas penting.

|Oke deh| Rio membalas cepat

***

Kini aku sudah berada di GOR bersama Rio yang memboncengku dengan sepedanya yang bisa teritung butut, padahal Rio punya sepeda fixie, sepeda gunung dan lainnya tapi ia lebih sering pakai sepeda ontel yang katanya dari almarhum kakeknya. Di GOR ada Luna, dari jurnalis dan Dikka yang sengaja menonton karena ingin melihat aksi sahabatnya, Yudha dari kelas 7.5.

"Huft.." aku mendesah pelan selesai liputan
"Kenapa, Nina ?" tanya Luna
"Gak apa-apa" aku tersenyum tipis
"Capek ya ? Aku anter pulang ya ? Pak Pur sopirku jemput bentar lagi" ujar Luna
"Hmm, gak usah repot, Lun" ujarku
"Ayolah, gak apa-apa" Luna menggandeng tanganku

Aku melihat Dikka dan bayangannya berdiri dibelakangku, lengkap dengan senyuman manisnya. Dikka, orang pertama yang mendukungku saat aku dicalonkan menjadi duta lingkungan saat SD. Aku tak sadar tersenyum tipis.
Sisa rasa jealous bercampur eneg masih bergeliat di lubuk hatiku, rasa jus melon udah enggak terasa lagi. Huh, ingin rasanya sampai di rumah dan menarik Manda ke kamarku dan menceritakan uneg-unegku.

***


Aku tak bisa menangis, nangis buat apa juga ?

"Uh, gue sebel, gue sebel. Arghh" keluhku
"Sabar, Nina Sayang. It's Jealous" ujar Manda
"Iya, huft. Kenapa juga gue sampai jealous ya, Nda ?" tanyaku
"Nah, kamu aja nanya sama diri kamu sendiri. Dan kamu gak tahu karena apa. Itu tandanya murni dari hati. Sabar ya. Melda itu masa lalu Faiz" ujar Manda
Brakk.. aku melempar gulingku sampai jatuh.
"Iya, huft.." aku langsung beranjak dan mengambil air wudhu yang bisa menenangkan hatiku, huft lega rasanya. Kemudian aku dan Manda sholat maghrib bersama.
Lupakan, Melda.
Baru kali ini aku jealous, biasanya aku jealous karena Oma beliin Isyl adik sepupuku lolipop dan aku enggak. :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar