Minggu, 28 Desember 2014

CERPEN : Di Akhir Tahun

Sudah seminggu, ya sudah seminggu tak ada salam, sapaan, atau apalah dari kamu aku ingat benar itu. Bahkan kabarmu saja aku tak tahu, aku hanya bisa menatapmu tanpa bicara sepatah katapun kepadamu. Kenapa kau diam, di saat aku seperti ini. Byaarrr.. Angan-anganku buyar.

Namaku Nayla Fitri. Umurku baru menginjak 13 tahun. Sekian perkenalan singkat tentangku, ayo kembali ke cerita.

Bahkan apapun tentang kamu, terasa lenyap dariku. Kenapa ? Yang tersisa hanya tinggal perasaanku, entahlah denganmu, masih adakah perasaan di hatimu yang sejak lama ku tahu ? Lupakan. Mungkin itu tinggal puing-puing perasaan yang berserakan. Atau masih tetap berdiri kokoh ? Jikalau tau seperti ini, aku rasa hanya sia-sia untukku. Lelah sudah hati mengejarmu, buat apa dikejar ? Jikalau terus berlari jauh.

Aku menyesal, jika aku tahu. Sudah ku buang jauh-jauh perasaanku. Aku relakan kepada orang lain saja perasaan ini, tapi siapa ? Namamu tertanam jauh di lubuk hati. Tapi kau tak peduli, atau bahkan tak tahu sama sekali.


"Fairy.. kamu kenapa ?" tanya Franda sahabatku, yang baru saja masuk ke kamarku sambil berjingkrak-jingkrak, ia biasa memanggilku Fairy

Aku duduk di meja belajar sambil menatap ke luar jendela

"Tidak apa.. Da. Kenapa kamu jalannya jingkrak-jingkrak begitu ?" tanyaku heran

"Kamu habis nonton konser Steve ?" sambungku

"Bukan, sebentar lagi tahun baru. Kita ngapain ya, Fairy ?" tanya Franda

"Hmmm, diam di kamar sambil mendengar deru kembang api dan sorak sorai di luar ? Sambil nonton film atau main game twister ? Makan pop corn dan begadang sampai pagi ?" tanyaku

"Yah, Nay. Itu kan kegiatan kita di tahun kemarin, karena teman-teman pada liburan ke luar kota semua. Sekarang kan, teman-teman lagi pada di sini. Ayolah, kita kumpul sama yang lain" bujuk Franda

"Tapi di mana ?" tanyaku sambil memainkan pulpen dengan hiasan bulu unggas berwarna ungu di tanganku

"Sivia. Sivia ngundang kita lho !" ujar Franda semangat sambil duduk di sofa di kamarku

"Really ?" tanyaku

"Ya..ya..ya" angguk Franda cepat

"Lagi pula di sana, ada anak-anak dari kelas lain. Ada Yuri, Dania, Amira, Didi, Dikka, Aryo, Ozy, Faiz dan banyak lagi" ujar Franda panjang lebar

"Faiz ?" tanyaku

"Yups, Faiz. Kenapa ?" tanya Franda

"Oh, gak apa-apa kok, Da" ujarku sambil mencoret-coret bukuku

"Tell me !" ujar Franda

"Bukannya kamu tahu ?" tanyaku

"Oh, iya. Gak ada salahnya kan ? Faiz cuek sama kamu ? Toh, kamu juga nganggap dia kayak teman biasa. Aku juga tahu kamu punya perasaan sama dia" ujar Franda

"Cukup ! Bantu aku melupakannya !" pintaku sambil meletakkan pulpen di atas mejaku kasar

"Oh, oke. Fairy. Maaf" ujar Franda

"Iiya.." aku diam sesaat

"Aku cuma pengen kita berteman kayak dulu, sapa menyapa. Berbagi tawa, aku rindu dia" ujarku sambil tersedu

"Biarkan saja, kekasihmu pergi. Teruskan saja. Mimpi yang tertunda. Kita temukan tempat  yang layak sahabatku.." senandung Franda merdu

"Stop ! Dia bukan siapa-siapa" ujarku

"Oke, Fairy. Ayo kita jalan-jalan ? Aku traktir makan burger di mall gi mana ?" usul Franda

"Hmm, oke. Penghilang gundah dan.." ucapanku terpotong

"GALAU.." tebak Franda

"Hahaa" aku dan Franda tertawa bersamaan sambil bergandeng tangan menuju mall


     Malam tahun baru, gegap gempita di luar tak sedikitpun membuat hilang segala kegalauan dan gundahku. Aku mengambil swater dan handphoneku lalu menemui Franda yang menunggu di luar. Kami berangkat menuju rumah Sivia yang jaraknya hanya 100 meter dari rumahku dan Franda yang bersebelahan.

"Hai, Nay..." ujar Sivia sambil melambai dari arah halaman rumahnya, ia sedang membakar jagung

Aku hanya tersenyum tipis

Aku duduk di sampig Franda yang sudah asyik berbaur dengan yang lainya sambil berhaha-hihi ria. Aku diam, sambil membuka handphoneku, ada 3 pesan di sana. Dari, Tera, Sandra dan Kakakku.

Tettt.. Tooeettt.. Itu bunyi terompett.. dan warna warni kembang api di akhir tahun. Welcome 2012. Sambutku sambil tersenyum. Segala cita, cerita, harapan dan cinta di tahun lalu biar ku simpan dalam mimpi. Akhir tahun ini di tutup oleh sebuah pelajaran, yaitu aku jangan hanya ingin dimengerti, tapi juga mengerti orang lain. Jangan terlalu mengalah untuk bahagianya orang lain, sedangkan aku belum tentu bahagia seperti ini. Semoga tahu depan menjadi indah. Nayla sayang semuanya.

Tidak ada komentar: